• Latest
  • Trending
  • All
  • News
  • Business
  • Politics
  • Science
  • World
  • Lifestyle
  • Tech

Dwi Cahyono dan Kenangan Manis Malang Tempoe Doeloe

December 10, 2021
Datangi Kantor Pemadam Kebakaran , Pemuda Blitar Minta Tolong Lepas Tindik di Alat Kelamin,

Datangi Kantor Pemadam Kebakaran , Pemuda Blitar Minta Tolong Lepas Tindik di Alat Kelamin,

March 2, 2022
Sukses Digelar, Munas Brionesia Kedua jadi Momen Perkuat Solidaritas

Sukses Digelar, Munas Brionesia Kedua jadi Momen Perkuat Solidaritas

March 2, 2022
Foto Koruptor Dijual di NFT, Segini Harganya

Foto Koruptor Dijual di NFT, Segini Harganya

March 2, 2022
Siap Maju Pilpres 2024, Ini Partai yang Dikehendaki Ridwan Kamil

Siap Maju Pilpres 2024, Ini Partai yang Dikehendaki Ridwan Kamil

March 2, 2022
Warga Dihantui Bau Tak Sedap Menyengat dari TPA Tlekung

Warga Dihantui Bau Tak Sedap Menyengat dari TPA Tlekung

March 2, 2022
Keluarga Berikan Tanggapan Terkait Nama Henry Soetio yang Disangkutkan dengan Tudingan Nikita Mirzani ke Juragan99

Keluarga Berikan Tanggapan Terkait Nama Henry Soetio yang Disangkutkan dengan Tudingan Nikita Mirzani ke Juragan99

March 2, 2022
Bertahan 7 Bulan Sebagai Direktur BWR Kota Batu, Reza Memilih Mundur Karena Alasan Ini

Bertahan 7 Bulan Sebagai Direktur BWR Kota Batu, Reza Memilih Mundur Karena Alasan Ini

March 1, 2022
Optimis Penerimaan Retribusi Capai Target, Dishub Estimasi Muncul Tempat Parkir Baru

Optimis Penerimaan Retribusi Capai Target, Dishub Estimasi Muncul Tempat Parkir Baru

March 1, 2022
Dinas Sosial Kota Malang Segera Ciptakan Pesantren Ramah Anak

Dinas Sosial Kota Malang Segera Ciptakan Pesantren Ramah Anak

March 1, 2022
Kasus Korupsi Tulungagung, Praktisi Hukum: Percayakan ke KPK

Kasus Korupsi Tulungagung, Praktisi Hukum: Percayakan ke KPK

March 1, 2022
Minta tolong hilangkan tindik di kemaluan, pemuda Blitar datang ke pemadam kebakaran

Minta tolong hilangkan tindik di kemaluan, pemuda Blitar datang ke pemadam kebakaran

March 1, 2022
Nasib Songgoriti: Perumda Jasa Yasa Kabupaten Malang: Pintu Kerjasama dengan Pemkot Batu Terbuka

Nasib Songgoriti: Perumda Jasa Yasa Kabupaten Malang: Pintu Kerjasama dengan Pemkot Batu Terbuka

March 1, 2022
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Wednesday, May 18, 2022
  • Login
Indonesia Online
  • Home
    • Home – Layout 1
    • Home – Layout 2
    • Home – Layout 3
    • Home – Layout 4
    • Home – Layout 5
  • News
    Bertahan 7 Bulan Sebagai Direktur BWR Kota Batu, Reza Memilih Mundur Karena Alasan Ini

    Bertahan 7 Bulan Sebagai Direktur BWR Kota Batu, Reza Memilih Mundur Karena Alasan Ini

    Optimis Penerimaan Retribusi Capai Target, Dishub Estimasi Muncul Tempat Parkir Baru

    Optimis Penerimaan Retribusi Capai Target, Dishub Estimasi Muncul Tempat Parkir Baru

    Dinas Sosial Kota Malang Segera Ciptakan Pesantren Ramah Anak

    Dinas Sosial Kota Malang Segera Ciptakan Pesantren Ramah Anak

    Kasus Korupsi Tulungagung, Praktisi Hukum: Percayakan ke KPK

    Kasus Korupsi Tulungagung, Praktisi Hukum: Percayakan ke KPK

    Minta tolong hilangkan tindik di kemaluan, pemuda Blitar datang ke pemadam kebakaran

    Minta tolong hilangkan tindik di kemaluan, pemuda Blitar datang ke pemadam kebakaran

    Nasib Songgoriti: Perumda Jasa Yasa Kabupaten Malang: Pintu Kerjasama dengan Pemkot Batu Terbuka

    Nasib Songgoriti: Perumda Jasa Yasa Kabupaten Malang: Pintu Kerjasama dengan Pemkot Batu Terbuka

    Update Penusukan Suporter, Polres Lumajang Tangkap Satu Tersangka Penganiayaan

    Update Penusukan Suporter, Polres Lumajang Tangkap Satu Tersangka Penganiayaan

    Gelandang Satpol PP Tulungagung Dua Pasangan Berkumpul di Asrama

    Gelandang Satpol PP Tulungagung Dua Pasangan Berkumpul di Asrama

    Potensi Tertunda, Pelaksanaan Pilkades Tahap 2 Belum Jelas

    Potensi Tertunda, Pelaksanaan Pilkades Tahap 2 Belum Jelas

    Pj Sekda Trenggalek Minta Desa Wisata Manfaatkan Teknologi Informasi, Bukan Fokus Estetika

    Pj Sekda Trenggalek Minta Desa Wisata Manfaatkan Teknologi Informasi, Bukan Fokus Estetika

    Trending Tags

    • Donald Trump
    • Future of News
    • Climate Change
    • Market Stories
    • Election Results
    • Flat Earth
  • Tech

    Trending Tags

    • Flat Earth
    • Sillicon Valley
    • Mr. Robot
    • MotoGP 2017
    • Golden Globes
    • Future of News
  • Entertainment
  • Lifestyle

    Trending Tags

    • Golden Globes
    • Mr. Robot
    • MotoGP 2017
    • Climate Change
    • Flat Earth
No Result
View All Result
Indonesia Online
No Result
View All Result
Home Serba Serbi

Dwi Cahyono dan Kenangan Manis Malang Tempoe Doeloe

by indonesiaonlinecoid
December 10, 2021
in Serba Serbi
0
491
SHARES
1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

JATIMTIMES – Jika tak salah mengira, 2012 lalu saya merasakan keramaian Malang Tempo Doeloe di sepanjang Jl Idjen Boulevard. Sudah hampir 10 tahun lamanya, saya masih ingat betul keramaian dan hiruk pikuk yang menyenangkan saat itu.

Di sana, berjejer mobil kuno yang pernah di pakai Bung Karno. Ada juga muda-mudi yang berdandan ala pejuang di depan Museum Brawijaya. Sebagian lagi memilih berdandan layaknya Noni Belanda.

Di sisi yang agak jauh, berjejer aneka olahan jadul yang selalu memberikan kenangan. Ada gulali, permen berwarna coklat yang rasanya sangat manis. Penjual biasanya menambahkan topping ceres di atas gulali cokelat itu. Rasanya enak, dan saya harus mengantre saat membelinya.

Ingatan suara bersautan bom buatan dan tawa pejalan kaki di sekitar jalan besar Idjen Boulevard rasanya membuat ingin kembali ke masa itu. Apalagi, beberapa teman selalu berdandan ala-ala jadul saat datang ke Festival Malang Tempoe Doeloe. Ingat betul, harus ada persiapan sesuai tempo lawas jika akan bermain di MTD.

Kenangan itu semakin meraung, saat saya bertemu dengan pencetus dan penggagas Malang Tempo Doeloe. Dia adalah Dwi Cahyono, sosok pria kalem yang sering kami sapa sebagai Pak Dwi Inggil.

Maklum, di Malang ada dua pesohor bernama Dwi Cahyono yang selalu menjadi langganan kami menggali data tentang sejarah. Untuk membedakannya, kami memiliki sapaan ‘sayang’ yang berbeda.

Pertemuan kami bukan tanpa sengaja, tapi memang sudah dijadwalkan PWI Malang Raya. Seperti biasa, kami bertemu sebagai narasumber dan penggali berita. Bedanya, kali ini saat wawancara kami harus dipantau penguji. Judulnya saja sedang Uji Kompetensi Wartawan, pastinya dipantau ketat lah ya. Tapi, it’s fun, kami tetap ngobrol ngalor ngidul yang mengenyangkan.

Memulai percakapan, Dwi mengajak kami bernostalgia akan masa kecilnya yang selalu tertarik dengan benda-benda budaya yang bernilai tinggi.

”Saya dulu kalau pulang sekolah itu sering lihat prasasti yang ada di pinggir jalan, dan ternyata dulu saya sketsa dan masih saya simpan sampai sekarang,” ceritanya saat membagi pengalaman menggambar sketsa Prasasti Dinoyo yang ada di Kecamatan Lowokwaru.

Bukan hanya Prasasti Dinoyo, Dwi juga pernah melihat langsung Arca Nandiswara, sebuah bukti peradaban yang hanya ada dua di dunia. Arca itu sering ia jumpai di kawasan Senaputra. Dwi kecil merasa hatinya sesak saat beberapa kali melihat kendaraan parkir menubruk arca cantik itu. Bukunya pun tak luput dari sketsa Nandiswara.

“Waktu saya study di luar negeri, baru sadar saya kalau itu hanya ada dua di dunia, dan satunya di Senaputra itu,” katanya.

Saat kembali ke Malang, keinginan untuk menyelamatkan warisan budaya itu semakin kuat. Dia kembali dan mendapati hanya sekitar 78 arca yang tersisa di Senaputra dari total 200 arca yang pernah ditemuinya waktu kecil, termasuk salah satunya Nandiswara. Entah ke mana sebenarnya ratusan warisan berharga itu menghilang.

Upaya penyelamatan pun terus dilakukan, meski ia tak tahu jika memindahkan benda cagar budaya akan dijatuhi hukuman. Tapi kini, 78 arca berharga itu telah tersimpan di Museum Mpu Purwa, museum yang dikelola Pemerintah Kota Malang dan bisa dinikmati masyarakat serta generasi penerus.

Bukan kali pertama Dwi menyelamatkan warisan budaya yang tak ternilai harganya itu. Bahkan, ia dan beberapa rekannya nekat memindahkan batu dan benda kuno yang ditemukan di pemukiman kawasan Sawojajar, Kota Malang.

Saat itu Dwi sudah tahu hukuman dan aturan pemindahan benda cagar budaya. Kenekatan itu diambil, karena jika tidak warisan budaya itu akan terjun ke sungai karena proses pembangunan rumah yang dilakukan pemilik tanah.

“Saya sama teman-teman nekat saja, kalau di penjara ya dipenjara ramai-ramai. Daripada kehilangan lebih banyak lagi,” terang owner Yayasan Inggil itu.

Usahanya yang dibilang kebanyakan orang melawan arus itu membuahkan hasil. Meski banyak dikritik, lantaran memindahkan benda cagar budaya begitu saja, toh akhirnya Direktorat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan jika langkah Dwi adalah untuk menyelamatkan benda cagar budaya. Kiprahnya semakin santer, dan diganjar banyak penghargaan skala nasional maupun internasional.

Kecintaannya akan warisan budaya tak berhenti di situ. Dwi mencoba mengajak banyak generasi untuk turut mencintai bukti peradaban yang ada di Indonesia. Salah satunya melalui Festival Malang Tempoe Doeloe, sebuah festival yang memang banyak dikangeni, termasuk oleh saya.

Perjalanan mewujudkan festival itupun ternyata tak mudah. Diawali pada 2004 lalu, di mana Dwi ingin membagikan temuannya tentang Malang tempo dulu dengan konsep festival yang menutup jalan sepanjang dua kilometer di Idjen Boulevard. Percobaan pertamanya gagal, proposal permohonannya ditolak mentah-mentah Pemerintah Kota Malang.

Usahanya berlanjut pada 2005, dan lagi-lagi tak ada hasil atas konsep yang dia suguhkan. Hingga pada 2006, Pemerintah Kota Malang mengiyakan dengan syarat yang dibilang cukup membuat pesimis.

“Pemkot bilang ke saya, kalau festivalnya sepi akan dibubarkan, tapi kalau ramai boleh dilanjutkan,” katanya menirukan perwakilan Pemkot Malang saat itu.

Hasilnya pun bikin melongo, dalam satu hari pengunjung Malang Tempo Doeloe mencapai 500 ribu orang. Artinya, lebih dari 1,5 juta orang berkunjung ke Festival zaman lawas itu.

Kondisi itu bertahan cukup lama, di mana masyarakat bisa menikmati suasana jadul setiap tahunnya. Tapi, lebih tiga tahun belakang festival ini tak lagi menyapa pelancong.

“Kami ini sebatas konsep. Konsep awal kami adalah mengedukasi masyarakat, memperkenalkan budaya dan warisan kita. Saya konsep tidak ada itu yang namanya tiket. Tapi ke belakang malah dibuat karcis dan di lapak berbayar sana-sini, maka saya tidak mau,” tegas Dwi.

Keinginannya untuk membagikan warisan budaya melalui Festival Malang Tempoe Doeloe sebenarnya ingin direalisasikan kembali. Tapi ia memilih tidak hingga pemahaman dan nilai-nilai budaya yang ingin disuguhkan kepada masyarakat bisa dimengerti dan diterima betul oleh Pemerintah Kota Malang.

Setelah Malang Tempoe Doeloe, Dwi juga konsentrasi dengan Museum panji. Lagi-lagi usahanya untuk mewujudkan Museum Panji sempat terganjal banyak argumen.

“Harusnya Museum Panji ini skala nasional, bukan milik saya,” terang Dwi.

Namun, dua tahun belakangan nampaknya pemerintah tergugah. Dimulai saat Malaysia mengajukan Panji Center, dan membuat pemerintah ‘kebakaran jenggot’.

”Kalau sudah diaku negara lain saja baru respons. Tapi waktu itu saya sudah mendirikan Museum Panji di Tumpang,” terangnya sembari tersenyum.

Kini, ada sekitar tiga ribu koleksi tentang Panji yang ada di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Koleksi itu berasal dari banyak sumbangan yang diperoleh dari banyak kolega, termasuk yang ada di Leiden.

“Banyak tentang kita yang ada di Leiden, dan itu menjadi hak kita yang harus diperjuangkan,” tambah Dwi.

Hingga sekarang, Dwi menaruh harapan besar kepada masyarakat dan pemerintah, untuk lebih mencintai warisan budaya dan tak lagi menunggu adanya perselisihan.

“Sesuatu itu memang butuh keberanian dan melawan arus,” ucap pria yang kerap dijuluki sebagai crazy man itu.



Pipit Anggraeni

Share196Tweet123Share49
indonesiaonlinecoid

indonesiaonlinecoid

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Unduh PNG Logo Futsal Polos Keren untuk Tim Anda

Unduh PNG Logo Futsal Polos Keren untuk Tim Anda

February 28, 2022
Menjadi Desa Pancasila, Ini Visi Penting Desa Watualang

Menjadi Desa Pancasila, Ini Visi Penting Desa Watualang

February 28, 2022
5 Trik Tampil Chic dan Modis Menggunakan Overall, Gaya Klasik Tapi Modern

5 Trik Tampil Chic dan Modis Menggunakan Overall, Gaya Klasik Tapi Modern

February 28, 2022

Taat Pajak, Bapenda Kabupaten Malang Beri Apresiasi Sejumlah Desa

0

Tertinggi dalam Sejarah Kabupaten Malang, 200 Bencana Terjadi Hingga November 2021

0

DPD PKS se-Malang Raya Gelar Lomba Baca Kitab Kuning, 3 Juara Sabet Hadiah

0
Datangi Kantor Pemadam Kebakaran , Pemuda Blitar Minta Tolong Lepas Tindik di Alat Kelamin,

Datangi Kantor Pemadam Kebakaran , Pemuda Blitar Minta Tolong Lepas Tindik di Alat Kelamin,

March 2, 2022
Sukses Digelar, Munas Brionesia Kedua jadi Momen Perkuat Solidaritas

Sukses Digelar, Munas Brionesia Kedua jadi Momen Perkuat Solidaritas

March 2, 2022
Foto Koruptor Dijual di NFT, Segini Harganya

Foto Koruptor Dijual di NFT, Segini Harganya

March 2, 2022
Indonesia Online

Copyright © 2017 JNews.

Navigate Site

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politics
    • Business
    • World
    • Science
  • Entertainment
    • Gaming
    • Music
    • Movie
    • Sports
  • Tech
    • Apps
    • Gear
    • Mobile
    • Startup
  • Lifestyle
    • Food
    • Fashion
    • Health
    • Travel

Copyright © 2017 JNews.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In