INDONESIAONLINE-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar berinovasi di segala bidang untuk mewujudkan Kabupaten Blitar Maju Bersama Sejahtera Bersama. Di bidang pendidikan, Pemkab Blitar melalui Dinas Pendidikan meluncurkan serangkaian program dalam rangka menyukseskan program kurikulum merdeka untuk mendorong lahirnya generasi emas Indonesia.

Terkini, ada tiga program kurikulum merdeka yang telah dilaunching dan mulai diterapkan di lembaga pendidikan tingkat TK dan SD. Ketiga program itu masing-masing Sekolah Sak Ngajine, Bahasa Jawa dan Permainan Tradisional. Agar berjalan optimal, Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar terus melakukan penguatan, diantaranya dengan menyelenggarakan Workshop Penguatan Profil  Pelajar Pancasila yang dipusatkan di Balai  Pertemuan Kelurahan Tangkil Kecamatan Wlingi pada Jumat (9/9/2022).

Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Kabupaten Blitar dilakukan dengan tiga program masing-masing Sekolah Sak Ngajine, Bahasa Jawa dan Permainan Tradisional. Kegiatan workshop kali ini diikuti oleh Kepala Sekolah TK dan SD dari beberapa kecamatan masing-masing Wlingi, Kanigoro, Garum dan Ponggok. Agenda ini dihadiri dan dibuka secara langsung oleh Bupati Blitar Rini Syarifah didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar Luhur Sejati.

Dalam sambutanya, Bupati Blitar Rini Syarifah menyampaikan kurikulum merdeka saat ini diterapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) di tingkat sekolah SD, SMP, maupun SMA. Kurikulum tersebut diberikan kepada satuan pendidikan sebagai opsi tambahan dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024, mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang melanda.

Di Kabupaten Blitar, Dinas Pendidikan mengimplementasikan kurikulum merdeka dengan meluncurkan tiga program yakni Sekolah Sak Ngajine, Bahasa Jawa dan Permainan Tradisional. Bupati yang akrab disapa Mak Rini berharap, hadirnya tiga program ini dapat membentengi anak didik di Kabupaten Blitar dari bahaya efek negative akibat dampak dari pesatnya perkembangan teknologi informasi.

“Teknologi memiliki dampak negative terhadap anak-anak kita. Dampak negative ini harus dicegah sedini mungkin dan dihindari supaya tidak berkembang menguasai anak-anak kita. Mengingat mereka saat ini menapaki pembentukan dan perkembangan sel otak sebagai pusat kecerdasan,” kata Mak Rini.

Baca Juga  Viral Perintah Piting Demonstran Rempang

Mak Rini menambahkan, pendidikan merupakan sarana penting untuk membangun karakter. Sehingga pendidikan hendaknya dilakukan sejak dini. Pendidikan menurut Rini tidak melulu bicara mengenai kecerdasan akademik, namun pendidikan juga menekankan nilai-nilai kebaikan yang berguna dalam praktek perilaku kehidupan sehari-hari.

Dia pun menegaskan, pendidikan juga terkandung dalam permainan tradisional warisan leluhur yang mengajarkan nilai-nilai sosial. Menurut Rini, permainan tradisional mengajarkan kekompakan, kerjasama, solidaritas, tolong menolong dan keikhlasan menerima kekalahan.

“Nah, permainan tradisional juga memiliki arti penting dalam membentuk karakter siswa. Permainan tradisional akan melatih seseorang untuk mampu berpikir cepat dalam mengambil keputusan, kritis dan seimbang. Karena diakui atau tidak, kehadiran gadget canggih yang berlebihan akan membawa dampak buruk bagi perkembangan sosial dan emosional anak. Dampak buruk penggunaan gadget pada anak antara lain anak menjadi pribadi tertutup, gangguan tidur, suka menyendiri, perilaku kekerasan, pudarnya kreativitas, dan ancaman cyberbullying,” imbuhnya.

Dalam penarapan kurikulum merdeka ini Kabupaten  Blitar juga menerapkan pelajaran Bahasa Jawa. Dikatakan Rini, Bahasa Jawa jika diterapkan dengan benar akan bisa menjadi tuntunan yang pada akhirnya mengajarkan bukan saja kepada anak-anak, namun kepada masyarakat secara umum untuk memegang teguh adab sopan santun kepada sesama khususnya yang berusia lebih tua.

“Seperti yang panjenangan tahu, bahwa sekarang ini nyaris anak-anak muda kita tidak bisa Bahasa Jawa apalagi maturnya yang kromo atau Bahasa Jawa yang halus. Ini yang saat ini diuri-uri oleh kami dari Pemkab Blitar. Bahasa Jawa ini harus kita lestarikan karena didalamnya ada budaya, budaya toto kromo, adab dan sopan santun,” jlentrehnya.

Baca Juga  Top! RTIK Kabupaten Blitar Borong Penghargaan di Festival TIK 2022

Yang terakhir, dalam kurikulum merdeka Kabupaten Blitar juga menarapkan Program Sekolah Sak Ngajine. Ditegaskan Mak Rini, program ini bertujuan membantu membentuk pondasi  iman dan taqwa dalam rangka membentuk karakter profil pelajar Pancasila yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yakni beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

“Suksesnya program ini akan mendorong lahirnya generasi emas. Karena merekalah yang nantinya meneruskan perjalanan seluruh proses pembangunan negeri ini,” tegas orang nomor satu di Kabupaten Blitar.

Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Luhur Sejati menjelaskan kurikulum merdeka di Kabupaten Blitar sudah berjalan dengan penerapan Sekolah Sak Ngajine, Bahasa Jawa dan Permainan Tradisional. Output dari kurikulum merdeka ini menurut Luhur adalah terbentuknya karakter profil pelajar Pancasila.

“Dalam penerapan kurikulum merdeka ini, kami berupaya permainan tradisional akan menjadi ruh nya. Permainan tradisional itu adalah kebersamaan, mengedukasi dan membentuk kepribadian, ini bagus diterapkan untuk anak usia dini. Dan juga Sekolah Sak Ngajine, bukan hanya belajar mengenai kitab suci, tapi juga lebih luas hingga budi pekerti. Bahasa Jawa, ini bicara mengenai attitude, tentang perilaku, jadi ketika kita bicara dengan orang yang lebih tua itu adabnya bagaimana, ini yang harus kita biasakan kepada anak-anak,” kata Luhur.

Lebih dalam Luhur menyampaikan, kurikulum merdeka di Kabupaten Blitar diterapkan mulai pekan ini. Worskhop yang diselenggarakan pada hari ini adalah bagian dari tahapan-tahapan untuk memperkokoh pelaksanaan Sekolah Sak Ngajine, Bahasa Jawa dan Permainan Tradisional di lembaga pendidikan.

“Kurikulum merdeka ini kita terapkan di jenjang TK, SD dan SMP. Semuanya menerapkan program belajar yang kita canangkan,” pungkasnya.(Adv/Kmf)