INDONESIAONLINE – Narju Syafa’ah merupakan nama sebuah majelis pelantun salawat Nabi yang bertujuan semata-mata mengharapkan pertolongan atau syafa’at Allah SWT. Jadi dengan kegiatan salawatan dan pengajian Narju Syafa’ah itu diharapkan sebagai bentuk ikhtiar bersama untuk mengharapkan syafaat nabi agung Muhammad SAW.

Menurut KH Marfu’ Ali, Khodimul Majlis Narju Syafa’ah Banyuwangi, sejarah atau  asal muasal Majelis Salawat Narju Syafa’ah sebenarnya terinspirasi dengan kegiatan salawat yang umum menjadi tradisi waga Nahdliyin.

“Sebelumnya waktu itu pernah melakukan di awal Ramadan dengan mengundang beberapa golongan atau grup salawat sekitar 10 sampai 12 orang. Kemudian dari kegiatan tersebut ditentukan namanya Narju Syafa’ah dan kegiatannya dilakukan setelah Ramadan dan pada umumnya dilakukan pada Juli serta diawali sekitar empat tahun lalu,” jelas Kiai Marfu’ Ali di rumahnya Desa Paspan, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Senin (1/8/2022) kemarin.

Pertama kali kegiatan Narju Syafa’ah dilakukan di Kelurahan Jambesari, Kecamatan Giri, Banyuwangi. Pada masa itu lokasi kegiatan di tempat penjemuran padi salah seorang warga. Kemudian dengan semakin bertambah dan berkembang dilaksanakan secara bergiliran dari satu masjid ke masjid yang lain. Dengan semakin bertambahnya peserta acara Narju Syafa’ah dilanjutkan digelar di jalan-jalan. Sedangkan saat ini dengan kebersamaan dan gotong royong mampu menggelar acara salawatan di lapangan.

Baca Juga  99 Masjid Lakukan Pemotongan Hewan Kurban saat Idul Adha di Kota Batu, 78 Masjid Pilih Absen

Adapun kegiatannya disepakati itu pada Jumat malam Sabtu pada setiap akhir bulan. Kemudian semakin berkembang dan tanpa disadari ternyata banyak sekali masyarakat yang ikut kegiatan dalam melantun salawat Nabi ini,

“Kemudian kegiatan Narju Syafa’ah dilakukan selama seminggu sekali dan jumlah jamaahnya sama sekali tidak berkurang. Kegiatan ini memiliki harapan untuk meminta keselamatan secara khususnya Banyuwangi dan tempat yang sedang kita tempati. Serta sebagai sebuah sarana selain melakukan berdoa,” imbuhnya.

Kiai Marfu’ menuturkan, agenda di dalam  Majelis Salawat Narju Syafa’ah juga terdapat dakwah yang isinya kajian berupa wejangan pitutur atau nasehat-nasehat yang mengajak dalam kebaikan. Dan dipastikan di setiap kegiatan isi wejangannya akan dapat berubah sehingga kegiatan ini tidak selalu monoton dan dampaknya selama pelaksanaan jamaah akan senang dan tidak mengantuk dalam mengikuti kegiatan.

Selain itu, imbuh  Kiai Marfu’ mengumpulkan orang banyak itu sangatlah sulit akan tetapi dalam kegiatan ini justru masyarakat banyak yang ingin bergabung. Masyarakat mendatangi kegiatan tersebut karena kemauannya sendiri. “Dalam setiap menggelar kegiatan, Majelis Salawat Narju Syafa’ah Banyuwangi tidak mengirimkan undangan secara khusus. Hanya pemberitahuan jadwal lewat media sosial. Ternyata animo masyarakat terus bertambah,” imbuhnya.

Baca Juga  Siapa 3 Malaikat yang Disebut Muqarrabin?

Dalam kegiatan Majelis Salawat Narju Syafa’ah ini dapat memberikan manfaat saling mengenal antar sesama masyarakat khususnya para pelaku UMKM dari lingkungan masyarakat sendiri maupun yang datang dari daerah yang jauh. Bahkan dalam gelaran Milad ke-4 Majelis Salawat Narju Syafa’ah yang dilaksanakan di Lapangan Lugjag Desa Pengantugan, Rogojampi, Banyuwangi tidak sedikit pelaku UMKM dari Kecamatan Kalibaru yang menjual mainan anak maupun alas untuk duduk bagi peserta.

Pelaksanaan Kegiatan Malam Cinta Rosul Banyuwangi Bersalawat untuk Keselamatan Bangsa dan Negara beberapa waktu lalu tidak hanya memberikan dampak rohani saja, akan tetapi mampu memberikan dampak ekonomi pada masyarakat.  Pelaksanaan kegiatan Majelis Salawat Narju Syafa’ah dimulai ba’da Isya’ sampai sekitar pukul 22.30.