INDONESIAONLINE – Al-Qur’an merupakan pedoman hidup umat muslim. Seorang muslim, tentunya dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an dan memahami setiap maknanya. Sekalipun muslim tersebut belum fasih membacanya. 

Begitu banyak hikmah dari membaca Al-Qur’an. Bahkan ganjaran pahalanya setiap satu huruf diberikan dengan sepuluh balasan kebajikan. 

Dari Abdullah bin Mas’ud RA, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh yang semisal. Aku tidak katakan alif laam miim itu satu huruf. Namun alif itu satu huruf, laam itu satu huruf, dan miim itu satu huruf” (HR. Tirmidzi, no. 2910. Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan sahih. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Kemudian dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda. “Siapa yang mendengarkan ayat Al Qur’an yang dibaca maka akan dicatat sebagai kebaikan yang berlipat. Dan siapa yang membacanya maka ia menjadi cahaya pada Hari Kiamat” (HR At Tirmidzi)

Lantas, bagaiamana untuk muslim yang belum bisa membaca Al-Qur’an?

Diolah dari berbagai sumber, seorang ulama Mesir, Syekh Dr Ahmad Omar Hasyim menjelaskan, jika setiap Muslim, apabila dibacakan Al-Qur’an, diminta untuk diam dan mendengar serta menyimak bacaan Al-Qur’an dengan seksama. Dengan mendengarkan, Allah akan memberikan pendengarnya rahmat.

Baca Juga  Akhir Zaman, Sosok Inilah yang Menghancurkan Kakbah

“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat,” (QS Al A’raf ayat 204)

Rasulullah senang mendengar bacaan Al-Qur’an. Satu waktu, Rasulullah SAW meminta  Abdullah bin Mas’ud untuk membacakan Al-Qur’an. Abdullah pun sempat keheranan, mengapa sampai Rasullullah memintanya untuk membaca Al-Qur’an. Apalagi seperti diketahui, jika Al-Qur’an diturunkan kepada Rasulullah sendiri.

Keheranan Abdullah pun kemudian terjawab. Rasulullah bersabda,”sungguh aku sangat senang mendengarkan Alquran (yang dibaca) dari orang lain.”(HR Bukhari dan Muslim).

Abdullah kemudian melaksanakan perintah Rasulullah untuk membaca Al-Qur’an. Ia kemudian membaca surat An Nisa. Sampailah pada ayat ke 41, “Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka.”

Rasulullah kemudian meminta Abdullah untuk menahan bacaannya. Abdullah saat itu melihat kedua mata Rasulullah meneteskan air mata. Maka, hal tersebut menyiratkan jika seorang muslim yang belum atau tidak bisa membaca Al-Qur’an, hendaknya dapat mendengarkan bacaan Al-Qur’an yang dibaca orang lain atau melalui audio. 

Baca Juga  Salat Tanpa Peci, Bagaimana Hukumnya?

Meski begitu, tak lantas seorang muslim tak belajar membaca Al-Qur’an. Seorang muslim harus tetap harus bisa dan tetap mempelajari cara membaca Al-Qur’an.

Dalam sebuah kitab Sirah Sahabat karya Syekh Muhammad Yusuf Al-Kandahlawy disebutkan, Abdul Ghafir bin Salamah Al-Himshy mentakhrij dari Abu Raihanah, dia berkata: “Aku menemui Nabi SAW untuk mengadukan kesulitanku dalam membaca dan memahami Al-Qur’an”.

Rasulullah kemudian menjawab, “Jangan engkau bebankan sesuatu di luar kesanggupanmu kepada dirimu. Tapi bolehlah engkau melakukan sujud jika mengalaminya (mengalami kesulitan dalam bisa membaca Al-Qur’an)”.
Kemudian, Umairah berkata: “Maka sejak saat itu Abu Raihanah banyak melakukan sujud”.

Dari perkataan Rasulullah iniz tentunya menyimpan maksud dan pesan moral yang harus diteladani umatnya. Pesan Rasulullah tersebut, menyiratkan untuk bagaiamana proses belajar atau pendidikan yang bertahap tanpa pemaksaan kehendak.

Namun, meski tak dipaksakan, Rasulullah menganjurkan kepada orang yang kesulitan membaca Al-Qur’an untuk bersujud, sehingga tersirat pesan Nabi, jika bisa membaca Al-Qur’an merupakan kewajiban.