INDONESIAONLINE – Budaya Oesing Banyuwangi satu ini mungkin jarang dikenal masyarakat secara umum. Celathu.
Secara arti Celathu adalah omelan atau ocehan. Celathu sendiri merupakan bahasa oesing, yakni bahasa tradisional dari daerah Banyuwangi, khususnya daerah Kemiren hingga Licin.
Celathu sering digunakan untuk memarahi orang, mengungkapkan kekesalan, atau apapun yang sejenisnya. Celathu ini pula yang kini sedang terus dimasifkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melalui berbagai agenda Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Misalnya, lomba celathu pada saat pameran kepurbakalaan atau Banyuwangi Zaman Bengen.
Bicara budaya Celathu tak lepas dari sosok budayawan legendaris Banyuwangi bernama Mislatin atau lebih dikenal disapa Mbok Rehana.
Mbok Rehana merasa celathu perlu dijaga, dipelihara dan dilestarikan sebagai bagian budaya asli oesing Banyuwangi.
”Jangan hanya makan, tidur dan kumur saja. Ada program pembangunan di Banyuwangi ikuti dan harus disukseskan sesuai bidang keahlian masing-masing,” ucap Mbok Rehana.
Punjul Ismu Wardoyo seniman dan budayawan Banyuwangi juga menyampaikan hal senada. Dirinya mengatakan, budaya celathu perlu untuk dilestarikan.
Bahkan, Punjul menyampaikan celathu tidak terbatas untuk masyarakat Oesing asli saja. Misalnya, dalam lomba Celathu yang telah digelar, keikutsertaan masyarakat yang berasal dari komunitas lain dari Madura, Mataraman, Bali dan lain sebagainya akan menjadi warna tersendiri. Serta menunjukkan bahwa kota ujung timur pulau Jawa ini memang memiliki kekayaan yang luar biasa.
“Nantinya akan muncul Basa Oesing logat Mataraman, logat Madura, Bali dan sesuai logat semua suku yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Banyuwangi. Sehingga lomba Celathu diharapkan bisa dilaksanakan secara kontinyu sebagai upaya untuk menjaga memelihara dan melestarikan budaya Oesing,” ungkap Punjul.
Punjul menambahkan, selain sebagai pelestarian budaya, lomba Celathu akan menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang bagus apabila dikemas dengan lomba-lomba yang lebih menarik dan melibatkan semua elemen masyarakat dari anak-anak remaja dewasa dan seniman budayawan yang ada di Banyuwangi (nj/dnv).