Beranda

Dari Tambak Sidoarjo ke Meja Makan Dunia: Kisah Gurih Kerupuk Udang Tembus Pasar Malaysia Senilai Rp960 Miliar

Dari Tambak Sidoarjo ke Meja Makan Dunia: Kisah Gurih Kerupuk Udang Tembus Pasar Malaysia Senilai Rp960 Miliar
Pelepasan kontainer perdana kerupuk udang Sidoarjo ke Malasyia dengan kontrak perdagangan dengan nilai fantastis mencapai 60 juta dolar AS (sekitar Rp960 miliar) untuk tahun pertama (jtn/io)

PT Sekar Laut Sidoarjo berhasil menembus pasar Malaysia dengan ekspor perdana kerupuk udang Finna senilai 60 juta dolar AS. Analisis mendalam tentang bagaimana produk lokal ini menjadi mesin ekonomi, memberdayakan perempuan, dan mendukung program hilirisasi nasional.

INDONESIAONLINE – Aroma gurih udang segar yang diolah menjadi kerupuk renyah telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari lanskap kuliner Indonesia. Namun, kini, cita rasa khas dari Kota Delta, Sidoarjo, siap menggoyang lidah konsumen di panggung global.

PT Sekar Laut Tbk, produsen kerupuk merek Finna yang ikonik, secara resmi memulai babak baru dengan melepas ekspor perdana ke Malaysia, menandai sebuah kontrak perdagangan dengan nilai fantastis mencapai 60 juta dolar AS (sekitar Rp960 miliar) untuk tahun pertama.

Pelepasan kontainer perdana yang berlangsung khidmat di Sidoarjo ini bukan sekadar seremoni bisnis biasa. Acara yang dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI, Fajarini Puntodewi, ini menjadi simbol dari kebangkitan dan daya saing produk olahan lokal di tengah persaingan pasar internasional yang ketat.

“Ekspor perdana ini merupakan tonggak penting, sebuah bukti nyata bahwa kualitas produk Indonesia mampu bersaing,” ujar Fajarini, Kamis (28/8/2025).

“Ini adalah langkah positif yang berkontribusi langsung pada peningkatan kinerja perdagangan nasional, khususnya di sektor makanan dan minuman yang terus menunjukkan tren positif,” lanjutnya.

Komitmen PT Sekar Laut Tbk tidak main-main. Sebanyak 38 kontainer produk kerupuk udang dijadwalkan akan dikirim secara bertahap ke negeri Jiran sepanjang tahun pertama.

Mesin Penggerak Ekonomi Lokal dan Pemberdayaan Perempuan

Di balik angka ekspor yang mengesankan, terdapat cerita yang lebih dalam tentang dampak ekonomi dan sosial. Direktur PT Sekar Laut Tbk, Welly Gunawan, menjelaskan bahwa keberhasilan ini adalah buah dari ekosistem yang dibangun secara berkelanjutan.

“Ini bukan hanya tentang menjual produk. Ini adalah tentang program hilirisasi pemerintah yang kami terjemahkan di lapangan,” ungkap Welly.

Menurutnya, operasional perusahaan secara langsung menghidupkan roda perekonomian lokal. Bahan baku utama, udang, diserap dari ribuan petani tambak di Sidoarjo dan sekitarnya. Hal ini menciptakan siklus ekonomi yang stabil, di mana permintaan industri bertemu dengan hasil panen para petambak, memastikan harga yang wajar dan keberlanjutan usaha mereka.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa sektor perikanan merupakan salah satu pilar ekonomi Sidoarjo, dengan produksi udang yang konsisten menjadi salah satu yang tertinggi di provinsi tersebut. Kehadiran industri pengolahan seperti PT Sekar Laut menjadi kunci untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas mentah ini.

Lebih dari itu, perusahaan ini menjadi garda terdepan dalam pemberdayaan sosial. “Sekitar 60 persen tenaga kerja kami adalah perempuan dan mayoritas adalah penduduk lokal Sidoarjo. Ini adalah komitmen kami untuk tidak hanya mengejar profit, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan membantu menekan angka pengangguran,” tegas Welly.

Membidik Pasar Global yang Gurih

Langkah menembus pasar Malaysia ini sejalan dengan tren global. Menurut laporan dari Mordor Intelligence, pasar makanan ringan (snack) global diproyeksikan akan terus tumbuh dengan CAGR (Tingkat Pertumbuhan Tahunan Majemuk) lebih dari 4,5% selama lima tahun ke depan.

Kerupuk udang, sebagai produk unik dari Asia Tenggara, memiliki ceruk pasar yang potensial di kalangan diaspora Asia maupun konsumen internasional yang gemar mencoba cita rasa eksotis.

Fajarini Puntodewi dari Kemendag menambahkan, pemerintah melihat potensi besar ini. “Ekspor makanan dan minuman Indonesia mencatat kenaikan sekitar dua persen. Kami berharap kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha seperti ini mampu mendorong pencapaian target pertumbuhan ekspor nasional di angka delapan persen,” jelasnya.

Pemerintah, lanjut Fajarini, akan terus proaktif membuka akses pasar baru, baik di kawasan tradisional maupun non-tradisional, melalui berbagai perjanjian dagang.

“Kami siap mendukung penuh para pelaku usaha untuk memperluas pasar. Kehadiran perwakilan dagang di negara tujuan juga kami optimalkan untuk menjembatani bisnis,” tambahnya.

Bagi PT Sekar Laut, Malaysia hanyalah satu dari banyak tujuan. “Produk Finna saat ini sudah hadir di 35 negara yang tersebar di enam benua. Apresiasi setinggi-tingginya kami sampaikan kepada pemerintah dan mitra importir kami di Malaysia atas terwujudnya kerja sama ini,” kata Welly Gunawan.

Keberhasilan kerupuk udang Sidoarjo ini mengirimkan pesan kuat: produk lokal yang diolah dengan standar kualitas tinggi, didukung oleh ekosistem yang solid dari hulu ke hilir, dan dikolaborasikan dengan strategi pemerintah yang tepat, tidak hanya akan menjadi ‘raja’ di negeri sendiri, tetapi juga pemain yang disegani di panggung dunia. Dari sebuah camilan sederhana, kerupuk kini menjelma menjadi duta rasa sekaligus pendorong devisa negara (nh/dnv).

Exit mobile version