Dedolarisasi Siap Disepakati Negara-Negara Asean

Dedolarisasi siap disepakati oleh negara-negara Asean (ayo indonesia)

INDONESIAONLINE – Dedolarisasi siap disepakati negara-negara anggota Asean di Jakarta, pekan ini.

Dedolarisasi yang akan disepakati itu dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan dolar AS. Mekanismenya melalui kerja sama Transaksi Mata Uang Lokal atau LCT.

“Karena belum semua negara ASEAN familiar dengan LCT. Target kita tahun ini mainstreaming bagaimana agar semua negara memiliki pemahaman bahwa LCT ini punya manfaat dan potensi besar bagi ASEAN,” ucap Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia Iss Savitri Hafid dalam media briefing dengan media di Jakarta, Senin (21/8/2023) dikutip dari katadata.

Iss juga menyampaikan, dedolarisasi dengan kerjasama LCT ini sebenarnya sudah disepakati semua pemimpin negara. Ini termuat dalam dokumen deklarasi para pemimpin negara ASEAN di Labuan Bajo awal Mei lalu.

Dalam dokumen itu, pemimpin negara menugaskan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral untuk membahas lebih lanjut rencana ini di Jakarta.

Salah satu kesepakatan konkret yang akan dicapai dari pertemuan pekan ini adalah High Level Principle terkait LCT.

“High level principle ini nanti akan mengerucutkan item-item mana saja terkait LCT. Misalnya mengenai keterlibatan pemerintah, bank swasta yang mendukung setelmen mata uang lokal hingga keterlibatan sektor swasta,” ujar Iss.

Para menkeu dan gubernur bank sentral kemudian dijadwalkan kembali bertemu di Laos awal tahun depan. Para menkeu dan gubernur bank sentral diharap telah mencapai Framework LCT dalam pertemuan tersebut.

“Begitu framework sudah ada, nanti ketika Indonesia akan negosiasi, misalnya dengan Filipina, kita sudah punya framework sehingga nantinya sisa melakukan detail ke perjanjiannya saja,” terang Iss.

Ia menyebut kerja sama LCT ini bertujuan mempermudah transaksi perdagangan di antara negara ASEAN, termasuk membuat biaya lebih murah. Namun penggunaan mata uang lokal ini didorong untuk dihubungkan dengan digitalisasi sistem pembayaran, seperti kerja sama QRIS lintas negara yang transaksinya sudah dilakukan dalam mata uang lokal.

Dengan demikian, lanjut Iss, manfaat LCT ini bukan hanya dirasakan di level wholesale atau pelaku usaha besar tetapi hingga level ritel atau individual.

Bukan hanya menguntungkan masyarakat, kerja sama ini juga membantu ekonomi secara umum. Ini karena ketergantungan terhadap mata uang utama seperti dolar AS bisa semakin berkurang. Dengan demikian, manfaatnya juga akan terlihat dari sisi stabilitas nilai tukar regional.

dedolarisasinegara asean