INDONESIAONLINE – Pemilu bukan sekadar peristiwa politik untuk menentukan pemimpin, tetapi juga merupakan tanggung jawab besar sebagai warga negara. Dalam Islam, setiap tindakan, termasuk memilih pemimpin, harus diawali dengan niat yang tulus serta disertai doa memohon bimbingan kepada Allah SWT.
KH Ahmad Musthofa Bisri (Gus Mus), pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah mengajarkan pentingnya melibatkan Allah dalam setiap langkah hidup, termasuk saat menentukan pilihan dalam pemilu.
Di sejumlah wilayah, terutama di Jawa Timur, pesta demokrasi seperti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan Pemilihan Gubernur (Pilgub) digelar hari ini, Rabu, 27 November 2024. Dalam momen ini, masyarakat memiliki tanggung jawab untuk memilih pemimpin dengan penuh kesadaran dan hati nurani.
Proses Pemilu harus diiringi dengan niat baik, doa, dan harapan agar keputusan yang diambil membawa kebaikan. Sebab, memilih pemimpin bukan hanya perkara politik, tetapi juga bentuk ibadah yang memerlukan keikhlasan dan ketulusan.
Melalui salah satu doanya, Gus Mus mengingatkan bahwa proses memilih pemimpin seharusnya bertujuan untuk kebaikan bersama. Ia menekankan pentingnya memulai dengan niat suci dan menutupnya dengan doa agar pemimpin yang terpilih membawa manfaat bagi rakyat. Berikut adalah doa yang pernah disampaikan oleh Gus Mus:
اللَّهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لَا يَخَافُكَ وَلَا يَرْحَمُناَ
Allahumma lâ tusallith ‘alainâ bidzunûbinâ man lâ yakhâfuKa walâ yarhamunâ.
Artinya: “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan atas kami (pemimpin) karena dosa-dosa kami, orang yang tidak takut kepada-Mu dan tidak memiliki belas kasihan kepada kami.”
Doa ini pertama kali disampaikan oleh Gus Mus, yang juga merupakan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), pada 1 Desember 2015. Pesan dalam doa ini sangat relevan, terutama saat masyarakat dihadapkan pada momentum politik seperti pemilu.
Gus Mus mengingatkan bahwa dalam memilih pemimpin, kita tidak boleh hanya mempertimbangkan aspek duniawi, tetapi juga perlu melibatkan Allah agar keputusan yang diambil mendatangkan kebaikan.
Lebih dari itu, doa ini juga menjadi pengingat bahwa memilih pemimpin adalah tanggung jawab moral yang membutuhkan introspeksi diri. Gus Mus juga mengajak umat islam untuk memohon ampun atas dosa-dosa yang telah dilakukan, memperbaiki niat, dan meminta petunjuk dari Allah SWT agar pemimpin yang terpilih adalah sosok yang bertakwa, memiliki rasa takut kepada-Nya, dan berbelas kasih terhadap rakyatnya. (bn/hel)