INDONESIAONLINE – Peduli terhadap lingkungan, dosen bidang minat biokimia Departemen Kimia bersama mahasiswa KKN FMIPA Universitas Brawijaya (UB) mengenalkan pembuatan eco enzyme sebagai cairan serbaguna dari sampah organik rumah tangga kepada ibu-ibu PKK Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Pembuatan eco enzyme ini dilatarbelakangi kenyataan bahwa sampah organik merupakan komposisi terbesar dari sampah di Indonesia sekaligus sampah organik rumah tangga mendominasi selama ini. Peningkatan jumlah limbah rumah tangga inilah yang semakin hari menjadi permasalahan karena jumlahnya yang makin bertambah dan meningkat setiap hari. Jadi, perlu adanya upaya dalam mengurangi limbah rumah tangga tersebut dengan memanfaatkannya menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai ekonomi.
Selama ini pengolahan limbah organik hanya dimanfaatkan menjadi pupuk. Namun limbah organik menjadi eco enzyme memiliki banyak manfaat yang memang belum banyak dikenal dan diketahui masyarakat.
Untuk itu, tim dosen bidang minat biokimia Departemen Kimia Universitas Brawijaya bersama mahasiswa melalui mekanisme KKN FMIPA UB berinisiatif dan berupaya meningkatkan kesadaran lingkungan. Caranya dengan mengenalkan eco enzyme yang merupakan cairan alami serbaguna hasil fermentasi limbah organik.
Bentuk Pengabdian Masyarakat Dosen dan Mahasiswa
Didampingi dosen pembimbing lapangan, Dr Arie Srihardyastutie SSi MKes, mahasiswa KKN FMIPA UB menghadirkan program kerja “Green Catalyst: Akselerasi Kesadaran Lingkungan Melalui Eco Enzyme” sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Kegiatan dilakukan dengan pendampingan praktik pembuatan eco enzyme kepada ibu-ibu Tim Penggerak PKK Kelurahan Pandanwangi, yang dilaksanakan melalui pembagian area RW di daerah kelurahan setempat. Ibu-ibu PKK sangat antusias dan sangat tertarik dalam pendampingan tersebut.
Pendampingan pembuatan eco enzyme dilakukan menggunakan tiga bahan utama, yakni gula merah atau molase, sisa sampah organik, seperti kulit buah atau potongan sayuran, serta air. Perbandingan dari bahan-bahan tersebut adalah 1 : 3 : 10. Selain itu, menggunakan alat-alat berupa wadah berbahan plastik dan bisa ditutup rapat, gelas takar serta pengaduk.
Kegiatan pendampingan berlangsung secara interaktif dalam diskusi terbuka tentang pembuatan, penyimpanan, pemanenan, serta kegunaan dari eco enzyme. Produk eco enzyme yang telah melalui masa fermentasi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik, insektisida, pembersih alami untuk lantai ataupun closet dan masih banyak lagi.
Kegiatan pendampingan berupa praktik pembuatan eco enzyme sangat bermanfaat dan memberikan pengetahuan. Juga kesempatan kepada ibu-ibu PKK untuk mencoba membuat eco enzyme sendiri di rumah. Dampaknya diharapkan sampah rumah tangga seperti kulit buah dan sayur dapat dimanfaatkan secara maksimal.
“Eco enzyme sangat menarik dan banyak manfaatnya, ya. Saya tertarik coba karena biasanya banyak kulit buah yang tidak terpakai itu di dapur,” ungkap Ibu Lindri, salah peserta pembuatan eco enzyme (red/hel)