GP Ansor Bela Menteri Agama, Sebut Dua Petinggi PKB Politisi Baperan

Manteri Agama Yaqut Cholil Qoumas

INDONESIAONLINE – Polemik pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas soal capres punya rekam jejak politisasi agama terus bergulir. Setelah diserang Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Waketum PKB Jazilul Fawaid, giliran GP (Gerakan Pemuda) Ansor yang membela Yaqut.

GP Ansor menyatakan apa yang diungkap Yaqut itu sebagai pendidikan politik untuk masyarakat. Wakil Sekjen Pimpinan Pusat GP Ansor Wibowo Presetyo mengatakan pilihan terhadap capres dan cawapres tidak semata didasarkan pada tampilan fisik dan cara berkomunikasi, tapi juga rekam jejak kinerjanya serta perhatiannya kepada seluruh warga bangsa di tengah keragaman yang ada.

Wibowo bahkan menilai pernyataan menteri agama justru sangat positif dan edukatif. Apalagi Yaqut tidak menyebut sosok tapi kriteria sehingga memancing warga untuk lebih cerdas dalam memilih calon pemimpin bangsa.

Menurut Wibowo, pernyataan menteri agama itu normatif serta memberikan pendidikan politik kepada warga negara agar memilih calon pemimpin tidak dari penampilan saja tapi juga dari rekam jejaknya.

“Track record capres dan cawapres sangat penting, terutama rekam jejak dalam penggunaan agama sebagai alat politik. Sebagai menteri agama, Gus Men (Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas) tentu harus menyampaikan hal ini ke publik sebagai pendidikan politik,” ucap Wibowo.

Wibowo menilai respons kedua pimpinan PKB itu sangat reaktif. “Soal pendisiplinan, saya kira itu terlalu reaktif dan arogan. Faktanya, Gus Men sama sekali tidak menyebut nama dalam pernyataannya. Sekali lagi, Gus Men hanya menyebut kriteria dan itu wajar bahkan perlu untuk pendidikan politik,” tandasnya.

Pembelaan terhadap Menag Yaqut juga datang dari Kadensus 99 PP GP Ansor Nuruzzaman. Menurut dia, respons Muhaimin dan Jazilul Fawaid berlebihan.

“Cak Imin dan Jazil ini politisi baperan. Pernyataan seperti itu memang harus disampaikan Gus Men sebagai menteri agama,” ujarnya. “Kalau jadi politisi baperan, mending berhenti saja dari politisi. Mereka berdua juga dapat gaji dari uang rakyat lho. Tugas mereka bukan mem-framing pernyataan menag, tapi harusnya mendukung pernyataannya,” sambungnya.

Menurut pria yang akrab disapa Bib Zaman ini, respons Cak Imin dan Jazilul harus dipertanyakan. Dia menilai keduanya baper karena merasa menggunakan agama untuk kepentingan elektoral.

“Jangan-jangan mereka berdua baper karena merasa menggunakan agama untuk kepentingan elektoral? Harusnya mereka berdua setuju dengan pernyataan menteri agama. Kenapa jadi takut dan baper begitu?” imbuhnya.

Sebelumnya, Ketum PKB Muhaimin Iskandar menyebut pernyataan Yaqut sebagai omongan buzzer. Sedangkan Waketum PKB Jazilul Fawaid menegaskan telah menyiapkan langkah-langkah untuk mendisiplinkan Yaqut sebagai kader PKB.

Jazilul juga minta menag hati-hati menjaga mulut dan tidak mengeluarkan statemen-statemen yang tidak perlu dan menimbulkan polemik. (red/hel)

GP AnsorJazilul FawaidMenag Yaqut Cholil Qoumasmuhaimin iskandarPkbpolitisasi agama