INDONESIAONLINE-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar bersama Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur sukses menggelar Festival Kresnayana IX dengan lakon Kresna Harimurti. Kesuksesan ini ditandai dengan membludaknya masyarakat yang hadir menyaksikan pagelaran yang dipusatkan di Aphiteater Penataran, Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar pada Sabtu 29 Oktober 2022.

Menariknya, selain pagelaran sendratari, dalam agenda ini Pemkab Blitar juga memberikan kesempatan pelaku UMKM dan pekerja seni untuk berpartisipasi. Salah satu yang cukup menyedot perhatian adalah pekerja seni lukis wajah. Ya, di event ini pekerja seni lukis wajah hadir memamerkan karya dan skillnya. Karya-karya hasil goresan tangan kreatif mereka dipajang di salah satu stand dan sukses menyedot perhatian pengunjung Festival Kresnayana.

Tak hanya pengunjung dari kalangan sipil yang mampir ke stand lukis wajah, Forkopimda dan sejumlah pejabat Pemkab Blitar juga mampir ke stand ini. Di momentum ini, pekerja seni lukis wajah benar-benar kebanjiran order. Banyak pengunjung, pejabat pemda hingga Forkopimda yang meminta untuk dilukis wajahnya.

Pekerja seni lukis wajah itu adalah seorang anak muda kreatif bernama Joko Warsusilo (33) warga Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Malam itu di Festival  Kresnayana Joko tidak sendiri, dia hadir bersama temanya seorang gadis muda. Sehari-hari Joko bekerja sebagai pegawai Koperasi. Melukis adalah jiwa seni yang kini juga jadi pekerjaanya pula. Setiap hari setelah sepulang kerja sore hari, Joko dengan brand Waroeng Gambar pergi ke tempat-tempat pusat keramian di Blitar untuk membuka jasa lukis wajah di jalanan.

Baca Juga  1979, The Rollies Potret Iklim Ekstrem Lewat Kemarau

Saat diwawancarai INDONESIAONLINE, Joko mengaku kehadiranya di Festival Kresnayana dalam rangka menunjukkan eksistensi kreativitas dengan cara seni street jalanan. Namun tanpa dia sangka, di Ampiteather Penataran ternyata ada stand  dengan tulisan perupa Blitar. Stand tersebut kosong tanpa penghuni. Dengan bantuan salah satu rekan, Joko kemudian menempati stand tersebut tanpa sepeserpun biaya.

“Ada salah satu teman pekerja seni namanya Mas Farid, dia mengapresiasi dan mengajak kita untuk gabung. Tempatnya VIP, tempat keluar masuknya tamu dan undangan khusus. Alhamdulah respon pejabat-pejabat dan masyarakat ke kita sangat luar biasa, kita sampai kewalahan,” kata Joko.

Aksi seni lukis wajah di Festival Kresnayana ini benar-benar membuat hadirin takjub. Karena seni model seperti ini biasa umumnya dapat dijumpai di Yogyakarta dan kota-kota besar lainya di Indonesia.”Banyak yang takjub, wah ternyata di Blitar ini ada lukis wajah. Cuma kita biasanya terbatas ruang informasi dan ruang berkarya, kurang event atau apa. Mungkin baru kali ini di Blitar ada street lukis wajah,” terangnya.

Lukis wajah yang ditekuni Joko ada tiga model. Yakni skesta dengan media pensil arang, lukis wajah dengan crayon dan lukis wajah dengan pensil. “Menu saya ada tiga, konsumen bisa menyesuaikan sesuai selera. Kalau mau media dengan cat air, saya ada rekan juga yang bisa media cat air, kalau masalah bisa-bisaan ya bisa lah, tapi untuk cat air saya belum menekuni. Cat minyak bisalah, tapi soal hasil belum tahulah. Saya nyamanya di media pensil dan crayon,” jlentrehnya.

Baca Juga  Masih Bingung Cari Kebutuhan Pernikahan? The Wedding Expo Millenial Jatim Times 2022 Hadir Beri Solusi Hadiah hingga Diskon Tinggi

Sementara untuk harga, harga yang ditawarkan bervariasi tergantung kesepakatan dengan klien. Namun umumnya, harga yang dipatok mulai dari Rp 30 ribu hingga ratusan ribu menyesuaikan kerumitan wajah yang dilukis.

”Saat ditanya mengenai harga kita juga bingung, mau dibanderol berapa. Setelah melihat harga di luar Blitar kok mahal, kita coba menyesuaikan harga sesuai dengan kemampuan kita, bahan kita dan hasilnya, kita kesepakatan dengan teman-teman sesame perupa, kita kasih harga untuk sketsa langsung itu mulai 30 ribu. Kalau untuk lukis crayon saya tariff mulai 300 ribuan. Untuk media, saya memakai media kertas yang agak tebal, yang harganya lebih terjangkau dibandingkan media kanvas, namun finishing hasilnya tidak kalah dengan kanvas,” imbuhnya.

Disinggung mengenai harapan, Joko berharap kedepan Pemkab Blitar bisa lebih memberikan perhatian kepada pekerja seni yang menekuni seni jalanan seperti dirinya. Kualitas seni lukis wajah apabila ditekuni dengan baik akan dapat menghadilkan pundi-pundi rupiah dan mengangkat potensi seni yang dimiliki pemuda.

“Bila benar-benar ditekuni, lukis wajah ini bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Harapan kami, Pemkab Blitar kedepan bisa memberikan fasilitasi kepada kami untuk ruang berkarya. Seperti menyediakan stand gratis di setiap event-event besar akan sangat bermanfaat untuk kami yang menekuni seni jalanan. Seperti di Festival Kresnaya ini, kami diberikan stand pameran gratis. Kami perupa muda, jika dikasih ruang berkarya akan sangat senang sekali, yang kami butuhkan adalah ruang berkarya,” pungkasnya.(Adv/Kmf)