INDONESIAONLINE – Ibu dan anak warga Dusun Sendang Bedog, Desa Samar, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung, yang terseret arus sungai ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Pencarian kedua korban melibatkan berbagai unsur dan berlangsung selama tiga hari. Akhirnya, kedua korban ditemukan Kamis 22 Mei 2025.
Korban pertama yang ditemukan adalah Eti Puspitasari, ibu berusia 38 tahun. Ia diketahui hilang terseret derasnya arus sungai saat berada di sekitar kawasan tersebut.
Kapolres Tulungagung AKBP Muhammad Taat Resdi melalui Kasihumas Ipda Nanang menjelaskan, penemuan korban bermula dari laporan seorang warga yang sedang memancing. “Pada pencarian hari ke-3 Kamis 22 Mei 2025 sekitar pukul 06.30 WIB, Polsek Pagerwojo mendapatkan informasi dari saksi saat memancing bahwa melihat korban Puspitasari,” ungkap Ipda Nanang.
Tim gabungan yang terdiri dari Polsek Pagerwojo, TNI, BPBD, Basarnas, Senkom, relawan, dan masyarakat segera bergerak menuju lokasi penemuan. Tubuh Puspitasari ditemukan mengapung di perairan Puthuk, Desa Wonorejo, sekitar 12 kilometer dari lokasi awal tempat ia terseret arus.
Proses evakuasi dilakukan dengan menggunakan perahu karet milik tim SAR. Jenazah kemudian dibawa ke Bendungan Wonorejo sebelum akhirnya dibawa ke RSUD dr Iskak Tulungagung untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Dari hasil pemeriksaan Inafis Polres Tulungagung dan pihak kesehatan, tidak diketemukan tanda-tanda kekerasan,” tambah Ipda Nanang, menegaskan bahwa kematian korban murni akibat terbawa arus deras.
Beberapa jam setelah penemuan Eti Puspitasari, tim SAR kembali menemukan korban kedua, yakni putri Puspitasari yang masih berusia tujuh tahun, Najwa Herra Ramadhani. Bocah malang tersebut ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa sekitar pukul 15.45 WIB, masih di kawasan Waduk Wonorejo.
Kapolsek Pagerwojo AKP Guruh Yudi Setiawan menyampaikan bahwa pencarian dilanjutkan setelah jenazah sang ibu berhasil ditemukan. Tim terus menyusuri aliran sungai hingga akhirnya menemukan tubuh Najwa sekitar satu kilometer ke arah selatan dari lokasi penemuan ibunya.
Korban anak berusia tujuh tahun itu ditemukan dalam kondisi yang hampir sama dengan ibunya, terdapat tanda-tanda benturan saat terbawa arus dengan kondisi tubuh mengembang.”Tubuh masih utuh namun menunjukkan tanda-tanda terbentur saat terbawa arus.” terangnya.
Evakuasi jenazah Najwa dilakukan dengan hati-hati, mengingat kondisi medan dan cuaca yang tidak selalu mendukung. Usai dievakuasi, jenazah anak tersebut juga dibawa ke RSUD dr Iskak Tulungagung untuk pemeriksaan medis dan pemulasaran.
Sebelumnya, Puspitasari menjemput Najwa dari sekolahnya dengan sepeda motor. Keduanya terseret arus ketika melewati kawasan yang kebanjiran. Sepeda motor mereka ditemukan tersangkut di lokasi jatuhnya keduanya. Sedangkan ibu dan anak itu terus terseret arus hingga akhirnya ditemukan meninggal.
Tragedi ini menjadi pengingat seluruh masyarakat khususnya di wilayah Tulungagung akan bahaya arus sungai, terutama di musim hujan yang kerap datang tiba-tiba dan membawa potensi banjir bandang. (am/hel)