Imbas Macet 22 Jam di Jambi, Gubernur Larang Angkutan Batu Bara Melintas 

INDONESIAONLINE – Kemacetan hingga 22 jam terjadi di jalan di Provinsi Jambi. Ratusan mobil, truk muatan hingga ambulans tak bisa bergerak selama dua hari satu malam. Akibatnya pasien di ambulans meninggal dunia hingga ikan-ikan yang diangkut mati. 

Imbas dari kemacetan mulai Selasa (28/2/2023) hingga Rabu (1/3/2023) itu, Gubernur Jambi Al Haris melarang angkutan batu bara melintas di kawasan Simpang Tembesi, Kabupaten Batanghari, Jambi.

Selain itu, Haris turut meminta Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Balai Pelaksana Jalan Jambi untuk segera memperbaiki jalan di kawasan itu.

“Untuk beberapa hari ke depan, Dinas PU dan Balai Pelaksana Jalan Jambi akan fokus menangani jalan yang rusak dan berlubang,” ungkap Haris, seperti dikutip YouTube Kompas TV, Kamis (2/3/2023). 

Sebelumnya, kemacetan terjadi di jalan sepanjang 15 kilometer dipadati ratusan mobil, truk muatan hingga ambulans sejak pukul 10.00 WIB, Selasa (28/2/2023). Namun hingga keesokan harinya Rabu (1/3/2023) kemacetan belum juga terurai. 

Salah satu sopir mengeluhkan jika dirinya turun tangan sendiri mengurai kemacetan tersebut. Namun tak kunjung bisa terurai hingga begadang semalaman. Parahnya lagi, tidak ada satu pun polisi lalu lintas atau petugas dishub yang datang hingga Selasa (28/2/2023) malam. 

Sopir lainnya, Aden mengungkapkan jika kemacetan terjadi karena sudah tidak lagi bergerak. Dia pun mengaku mengalami banyak kerugian.

“Ada juga yang bawa ikan, mati di jalan. Kami lihat,” ujar Aden, dikutip Suara Sumatera, Kamis (2/3/2023). 

Sopir lainnya, Setiawan mengaku sudah berkali-kali terjebak macet di kawasan itu. Lantaran ada belasan ribu batubara yang bergerak serentak pada malam hari, untuk mengangkut batubara dari tambang menuju pelabuhan Talang Duku, Kabupaten Muarojambi.

“Dari sore kemarin, kami ini sudah terjebak kemacetan. Kalau sudah begini ya bisanya cuma pasrah dan sabar,” kata Setiawan.

Titik kemacetan itu menurut Setiawan terjadi di perbatasan Kabupaten Sarolangun menuju Batanghari, lalu dari Karmeo menuju Simpang Tembesi dengan titik terparah Simpang Tembesi dan Sridadi.

“Semua angkutan batu bara keluar di waktu yang sama, tentu ini yang menjadi sumber kemacetan,” pungkas Setiawan. 

AngkutanBaraBatuGubernurImbasJamJambiLarangMacetMelintas