Ini Cara Warga Tamansuruh Melestarikan Tradisi Warisan Leluhur

INDONESIAONLINE – Warga Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi terus berupaya menjaga, memelihara, dan melestarikan aneka ragam adat tradisi yang ada. Salah satunya adalah kegiatan selametan kampung atau bersih dusun di Dusun Gadog.

Menurut Mulyono, Kepala Dusun (Kadus) Gadog, rangkaian tradisi dimulai pada Kamis malam hari, tepatnya setelah maghrib dengan melaksanakan Ider Bumi berjalan mengelilingi semua wilayah dusun. Dengan iringan bacaan istighfar,  kemudian melantunkan adzan di pertigaan dusun dan kemudian disambung pembacaan doa oleh tokoh adat.

Setelah dilaksanakan Ider Bumi pada malam hari, lanjut Mulyono acara dilanjutkan dengan selametan dengan sajian “Pecel Pitik”, yang khas bagi masyarakat Osing Banyuwangi  pada pukul 07- 00 pagi hingga selesai,.

Rangkaian ritual adat acara diakhiri dengan membawa sebagian tumpeng ke Sumber Pawon untuk disantap bersama setelah di bacakan doa oleh tokoh agama setempat, pungkas Mulyono.

Sementara Teguh Eko Rahadi Kades Tamansuruh, menuturkan desanya dikenal memiliki bermacam ritual adat tradisi. Hampir di setiap dusun memiliki adat tradisi. Bahkan ada dusun yang bukan hanya satu tradisi  tetapi lebih dari satu.

“Hal ini menunjukkan bahwa desa ini kaya akan adat tradisi. Semoga hal ini menjadikan Tamansuruh salah satu desa sebagai kiblat adat tradisi khususnya di kalangan masyarakat Osing Banyuwangi,” jelas Teguh.

Lebih lanjut mantan pegawai BPS itu menambahkan karena adat tradisi merupakan warisan budaya nenek moyang yang mengandung nilai nilai luhur bangsa, maka menjadi berkewajiban bersama untuk menjaga dan melestarikan keberlangsungannya.

“Karena nyata nyata mampu mempersatukan masyarakat mewujudkan kerukunan umat seagama, antar umat beragama dan kerukunan sesama manusia,” imbuhnya.

Adapun menu yang disajikan “Tumpeng Pecel Pitik”, makanan khas masyarakat Osing Banyuwangi dalam menggelar ritual. Salah satu filosofi yang ada adalah pada dasarnya sama seperti selametan selametan yang lain sebagai “Implementasi rasa syukur atas segala anugerah dan nikmat dari Allah SWT dengan harapan kedepannya tetap terpeliharanya rasa kebersamaan dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara serta dalam membangun desa dan negara,” pungkas Teguh.