INDONESIAONLINE – Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak merasa kecewa karena Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat dan Universitas Tsinghua Cina memutuskan memilih Indonesia, bukan Malaysia untuk mendirikan kampus universitas bersama.

“Saya cukup kecewa dengan pengumuman bahwa Massachusetts Institute of Technology (peringkat pertama di dunia) dari Amerika Serikat dan Universitas Tsinghua (peringkat ke-17) telah memilih Indonesia dan bukan Malaysia untuk mendirikan kampus universitas bersama,” ujar Najib seperti dikutip dari Free Malaysia Today.

Dikatakan Najib, Malaysia mampu menjadi pusat pendidikan internasional dengan adanya universitas ternama dari luar negeri yang akan semakin meningkatkan kepercayaan mahasiswa terhadap negara tersebut. Menurutnya, dengan adanya kampus universitas internasional memungkinkan mahasiswa lokal untuk melanjutkan studi dengan biaya yang rendah.

Selain itu, kampus tersebut juga bisa menjadi pusat pendidikan tinggi di kawasan Asia dan dunia.

“Sejalan dengan niat itu, 11 kampus universitas internasional telah didirikan selama saya menjabat sebagai Menteri Pendidikan (1995-1999) atau sebagai Perdana Menteri. Hal ini sejalan dengan niat pemerintah BN sebelumnya untuk menjadikan pendidikan yang berkualitas sebagai wadah peningkatan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif dan berketerampilan tinggi yang akan meningkatkan daya saing negara,” kata Najib lagi. 

Baca Juga  Listrik di Gaza Mati Total, RS Al-Quds Berhenti Beroperasi

Terlepas dari perseteruannya dengan Dr Mahathir Mohamad, Najib mengatakan bahwa dirinya sebenarnya mendukung proposal mantan Perdana Menteri ke-4 dan ke-7 pada tahun 2018 untuk bekerja dengan Universitas Tsukuba Tokyo mendirikan kampus di Selangor atau Kedah.

“Namun, sepertinya tidak ada perkembangan baru sejak itu terkait rencana Universitas Tsukuba,” lanjut Najib.

Lebih lanjut, ia berharap Menteri Pendidikan Mohd Radzi Md Jidin akan bekerja untuk menarik Universitas Tsukuba dan universitas terkenal dunia lainnya untuk mendirikan kampus di Malaysia.

Sementara, Kampus terpadu Upaya Indonesia Damai (UID) Bali Campus telah menggandeng Massachusetts Institute of Technology (MIT) Sloan School of Management dan Tsinghua University Southeast Asia Center dalam kerja sama pendidikan, penelitian dan pengembangan pendidikan tinggi.

“Kampus ini akan menjadi wadah berbagai kegiatan untuk memfasilitasi lahirnya inovasi dan pengembangan sumber daya manusia, sehingga dapat membantu akselerasi pencapaian tujuan-tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs) di tingkat nasional, regional dan global,” ujar Ketua Yayasan UID, Dr Suyoto dalam keterangan tertulisnya. 

Baca Juga  Tentara Israel Tembak Mati 6 Warga Palestina

UID Bali Campus mengaku akan meneruskan dan mengembangkan kerja sama pendidikan yang telah berjalan dengan MIT Sloan School of Management, yakni program pendidikan eksekutif IDEAS Asia Pacific.

Selain itu, juga melanjutkan kerja sama dengan Tsinghua University Southeast Asia Center. Sebelumnya, kerja sama ini telah berhasil menyelenggarakan pendidikan profesional, Happy Digital X: System, Product and Service, angkatan pertama dan berbagai kegiatan lainnya.

Kampus yang terletak di Bali ini  akan diresmikan pada akhir 2022 bertepatan dengan penyelenggaraan konferensi G-20 di Bali. Pembangunan UID Bali Campus, merupakan upaya untuk menghadirkan masa depan bersama yang lebih baik dan berkelanjutan.

Bali dipilih sebagai lokasi kampus karena semangat untuk ikut menjaga keindahan alam, keluhuran budaya, dan praktik nyata Tri Hita Karana yang hidup di Pulau Dewata tersebut.

Suyoto juga mengatakan kampus ini nantinya akan berdampingan dengan TechPark yang terdiri atas bangunan melambangkan nilai-nilai kearifan lokal Bali Tri Hita Karana yang menjunjung tinggi keselarasan hubungan manusia dengan manusia, dengan Sang Pencipta dan alam lingkungan. Serta diharapkan menjadi purwarupa global pembangunan yang berkelanjutan.



Desi Kris