INDONESIAONLINE – Militer Israel melancarkan serangan besar-besaran ke ibu kota Qatar, Doha. Serangan itu diklaim ditujukan kepada sejumlah tokoh senior Hamas yang bermarkas di Doha sebagai bagian dari biro politik kelompok Palestina itu.
“IDF (tentara Israel) bersama ISA (badan keamanan Israel) melancarkan operasi presisi dengan target para pimpinan utama organisasi teroris Hamas,” demikian pernyataan militer Israel yang dikutip AFP, Selasa (9/9).
Israel kembali menegaskan bahwa operasi ini diarahkan kepada Hamas, kelompok yang dituding melakukan pembantaian pada 7 Oktober 2023 lalu di wilayah Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun menekankan bahwa serangan di Doha murni tindakan militer Israel, tanpa keterlibatan pihak lain, dan sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab negaranya. “Langkah yang diambil hari ini terhadap pimpinan Hamas adalah operasi independen Israel,” tulis kantor Netanyahu dalam unggahan di media sosial yang dikutip Aljazeera, Selasa (9/9).
“Israel yang memulai, Israel yang melaksanakan, dan Israel pula yang bertanggung jawab penuh,” tegas Netanyahu.
Reaksi atas Serangan Israel ke Qatar
– Hamas
Hamas angkat suara setelah militer Israel melancarkan serangan ke Doha, Qatar. Menurut Hamas, tindakan tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap hukum dan norma internasional.
“Ini adalah kejahatan keji, agresi terang-terangan, sekaligus pelanggaran nyata atas seluruh norma dan hukum internasional,” bunyi pernyataan Hamas yang dikutip Aljazeera, Rabu (10/9/2025).
Hamas menilai aksi itu mencerminkan watak asli Israel. Mereka juga menyebut serangan tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap upaya gencatan senjata.
“Serangan ini tidak hanya melanggar kedaulatan Qatar, tetapi juga menunjukkan tabiat kriminal dan keinginan Israel untuk menggagalkan peluang tercapainya kesepakatan,” lanjut Hamas.
Perwakilan Hamas di Teheran, Khaled al-Qaddoumi, menegaskan upaya Israel membunuh pemimpin Hamas di Doha tidak berhasil. Ia bahkan menuding Amerika Serikat (AS) turut memberi restu atas serangan tersebut.
“Israel bertindak dengan dukungan langsung dari Amerika Serikat,” ujar Khaled.
– Houthi
Di sisi lain, pimpinan Dewan Politik Tertinggi Houthi, Mahdi al-Mashat, menyerukan persatuan negara-negara Arab serta umat Islam untuk menghentikan Israel. Ia menilai agresi itu hanyalah awal dari ancaman yang lebih luas.
“Kami mengingatkan, pelanggaran semacam ini bisa menimpa semua negara di kawasan. Jika kita tidak bersatu menghadapi ancaman Zionis, apa yang terjadi di Doha akan terulang di tempat lain,” kata al-Mashat.
– Palestina
Wakil Presiden Palestina Hussein al-Sheikh turut menyampaikan kecaman keras terhadap serangan tersebut.
“Kami mengecam sekeras-kerasnya tindakan Israel yang menyasar Qatar,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah di Gaza, Ismail al-Thawabta, menyebut Israel pengecut. Ia menilai Israel menyerang negara yang justru menjadi penengah dalam negosiasi.
“Pendudukan Israel telah melakukan kejahatan pembunuhan pengecut di ibu kota Qatar, Doha, yang merupakan mediator dalam perundingan antara perlawanan Palestina dan pihak pendudukan,” tegas Ismail.
– Mesir
Mesir juga menegaskan sikapnya. Presiden Abdel Fattah el-Sisi menyatakan dukungan penuh kepada Qatar dan menelepon langsung Emir Qatar Sheikh Tamim Al Thani.
“Presiden menegaskan kecaman Mesir terhadap agresi Israel serta menolak segala bentuk pelanggaran atas kedaulatan Qatar,” demikian isi pernyataan resmi. (rds/hel)