Kata Psikolog: Ini Alasan Manusia Masih Percaya Hantu

Ilustrasi hantu atau penampakan (Ist)

INDONESIAONLINE – Tak hanya di Indonesia yang terkenal dengan berbagai macam kisah dan cerita mistis serta mempercayai adanya hantu. Survei terbaru menunjukkan bahwa tiga perempat orang Amerika masih percaya pada paranormal dan satu dari lima orang mengaku pernah melihat hantu.

Kepercayaan terkait hal mistis, takhayul, supranatural yang membuat para psikolog pun angkat suara terkait fenomena tersebut.

Richard Wiseman dari Universitas Hertfordshire, Inggris, menyampaikan ada dua faktor utama orang-orang masih mempercayai hal-hal supranatural yang tidak masuk akal.

Pertama adalah pengalaman pribadi. Pengalaman supranatural ini sering dilaporkan orang yang kehilangan sosok terdekatnya.

Faktor kedua menurut Wiseman yang juga guru besar bidang psikologi adalah media populer. Film, acara TV, foto, dan cerita-cerita yang secara teratur seringkali memperkuat kepercayaan ini.

Misalkan saja foto, dulu terdapat ponsel memiliki tingkat eksposur foto yang berlebihan sehingga menghasilkan objek yang diterjemahkan manusia sebagai hantu.

Kedua faktor tersebut ujar Wiseman memanfaatkan sifat psikologis manusia sehingga manusia dengan mudah memercayai adanya keberadaan hantu seperti dikutip dari Science Focus.

“Manusia memiliki pikiran yang terbuka dan imajinatif,” kata Richard Wiseman .

“Dan kita ingin membayangkan dunia yang tidak memiliki rasa sakit atau penderitaan, di mana orang-orang yang kita cintai masih bersama kita. Kita adalah makhluk yang mencari pola. Dan harga yang harus kita bayar untuk melihat pola-pola yang ada, adalah kadang-kadang menjadi berlebihan dan melihat pola-pola yang tidak ada.” lanjutnya.

Psikolog Dr James Houran pada 1990-an menunjukkan bahwa orang lebih mungkin percaya pada hal-hal supranatural terjadi, ketika mereka diberikan stimulus informasi atau sugesti.

Hal ini memperlihatkan bagaimana sugesti dan pengaruh lingkungan dapat memainkan peran besar dalam membentuk keyakinan.

“Dia mengajak dua kelompok orang mengelilingi bioskop yang sudah tidak terpakai,” ucap Wiseman.

“Dia mengatakan kepada satu kelompok bahwa itu adalah tur arsitektur dan mereka tidak mengalami hal yang aneh. Dia mengatakan kepada kelompok lainnya bahwa tempat itu berhantu dan, lihatlah, beberapa orang dalam kelompok tersebut mulai mengalami sesuatu. Ketika ada ambiguitas, sugesti dapat memberitahu Anda bagaimana cara memandang, dan bagaimana cara melaporkan apa yang Anda alami. Para pesulap dan paranormal menggunakannya sepanjang waktu,” terangnya (ina/dnv)

hantukepercayaan adanya hantuPsikologsupranatural