INDONESIAONLIINE – Korea Selatan tengah dilanda salah satu bencana kebakaran hutan terparah dalam sejarahnya, yang hingga Kamis (27/3/2025) telah merenggut sedikitnya 26 nyawa. Api yang terus meluas juga menghancurkan sejumlah kuil bersejarah dan memaksa puluhan ribu warga mengungsi.
Kebakaran bermula di wilayah Sancheong, Provinsi Gyeongsang Selatan, pada Jumat (21/3/2025) dan menyebar cepat akibat angin kencang serta kondisi kering. Pemerintah Korea Selatan telah menaikkan status darurat ke level tertinggi saat api memorakporandakan wilayah tenggara negara itu.
“Kami menghadapi situasi kritis dengan penyebaran api yang sangat cepat dan dampak yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Penjabat Presiden Han Duck-soo dalam rapat darurat.
Menurut Kementerian Dalam Negeri, skala kebakaran ini menjadi yang terbesar kedua setelah insiden serupa pada tahun 2000. Selain 26 korban tewas, pejabat Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korsel mengonfirmasi kepada AFP bahwa 12 orang lainnya luka serius, dengan kemungkinan jumlah korban bertambah. Mayoritas korban adalah warga sipil, namun tiga petugas pemadam, termasuk seorang pilot helikopter, turut gugur dalam tugas.
Kerusakan infrastruktur, permukiman, dan tempat ibadah dilaporkan signifikan. Sebuah kuil kuno hangus terbakar, sementara jaringan komunikasi dan akses jalan terputus di beberapa area. Sekitar 27.000 orang telah dievakuasi. Upaya pemadaman udara sempat terhenti setelah insiden jatuhnya helikopter pada Rabu.
Kondisi cuaca ekstrem, termasuk kekeringan parah dan rekor suhu panas tahun lalu, disebut berkontribusi pada parahnya kebakaran. Dua situs warisan dunia UNESCO, Desa Rakyat Hahoe dan Byeongsan Seowon, kini terancam oleh kobaran api (ina/dnv).
