INDONESIAONLINE – Air Susu Ibu (ASI), merupakan sumber gizi utama bagi bayi yang masih belum dapat mencerna makanan. Bagi para ibu yang akan memiliki bayi atau tengah menyusui, harus paham tentang fase-fase ASI.

Dokter spesialis kandungan, dr Humaira Rahma SpOG, menjelaskan, jika ASI memiliki fase perubahan dari waktu ke waktu. 

Pada Fase pertama, ASI yang dikeluarkan adalah Kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan oleh kelenjar payudara pada hari pertama hingga hari ke 3-5 setelah persalinan. 

Komposisi kolostrum ASI setelah persalinan mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning keemasan yang mengandung kandungan gizi tinggi. 

“Kandungan pada kolostrum adalah protein yang lebih tinggi dengan kandungan karbohidrat yang rendah. Dia mengandung antibodi, melindungi bayi,” jelasnya.

Fase yang kedua adalah fase ASI transisi.  ASI ini dikeluarkan pada hari ke 7 hingg ke 14. ASI ini mengandung protein yang sedikit lebih rendah dari pada kandungan kolostrum. ASI ini lebih banyak mengandung lemak dan laktosa. Tetapi, ASI ini memiliki kandungan lebih tinggi dari pada ASI Matur.

Baca Juga  Doraemon Hadir di BIAN, 129 Balita di Desa Podorejo Dapat Imunisasi

Sementara itu, untuk tekstur dan warnanya, jenis ASI transisi merupakan kombinasi antara kolostrum dan ASI Matur.

Dan fase ketiga adalah ASI Matur atau ASI matang. ASI ini diproduksi di atas hari ke 14. Jenis ASI Matur lebih banyak didominasi oleh air dari pada lemak dan karbohidrat. ASI ini juga dibagi menjadi dua, Formilk dan Handmilk. Jenis ASI ini berwarna sedikit jernih dan kebiru-biruan. Warna tersebut menandakan bahwa air susu ibu memiliki kandungan lemak yang cukup rendah.

Untuk yang kedua adalah ASI Handmilk. ASI ini adalah ASI yang dikeluarkan pada akhir masa menyusui. Warna Hindmilk cenderung putih bahkan agak kekuningan karena kandungan lemak yang tinggi.

Baca Juga  Klinik Fertilitas Indonesia East Jawa Fertility Road Show Hadir di Mojokerto

Sementara itu, di produksi ASI sendiri dipengaruhi oleh dua hormon. Yakni, hormon Oksitosin dan Hormon Prolaktin. Hormon ini juga merangsang untuk diproduksinya ASI setelah proses kelahiran. Hormon ini juga diperlukan untuk memperlancar ASI yang telah diproduksi.

Kemudian, hormon prolaktin. Hormon ini  berpengaruh terhadap berbagai fungsi fisiologis tubuh. Semakin sering bayi menyusu, maka frekuensi hormon ini juga semakin banyak.

“Kapan ASI diproduksi, tiap ibu bervariasi. Sebagian kecil memang sudah mulai muncul pada saat kehamilan 8-9 bulan. Tapi sebagian besar ada ASI yang baru berproduksi setalah bayi lahir. Jadi ibu yang belum keluar ASI jangan khawatir, setelah bayi lahir ASI akan mulai keluar,” jelasnya.