INDONESIAONLINE – Pelaku pembunuhan terhadap ayah kandungnya di Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Budi Cahyono (37) sempat melawan saat akan diamankan oleh warga setempat. Setidaknya ada beberapa orang warga yang berupaya mengamankan pelaku yang memang berbahaya.

Bahkan, salah satu perangkat Desa Jambangan, Sabar Santoso mengatakan bahwa jika saat itu pelaku tidak segera diamankan, diperkirakan akan lebih banyak menimbulkan korban. 

“Jadi tadi sempat berkelahi. Karena pelaku berusaha melawan. Ya badannya cukup besar. Kalau tidak segera diamankan, kemungkinan korbannya bisa lebih banyak, terutama anak-anak,” ujar Sabar saat ditemui di RSSA Malang, Rabu (5/2/2022).

Setelah diamankan dengan diikat menggunakan tali, barulah warga desa setempat menghubungi pihak Polsek Dampit. Agar pelaku bisa segera diamankan oleh pihak kepolisian. 

“Setelah memastikan aman, baru kami menghubungi Polsek Dampit,” imbuh Sabar.

Sabar mengatakan, selama ini, pelaku yang merupakan anak kandung korban, Suradi (65) tinggal satu rumah dengan korban dan 2 anggota keluarga lainnya. Pelaku sebelumnya juga diketahui bekerja sebagai debt collector dan leasing pada sebuah perusahaan pembiayaan.

“Dulu pernah bekerja, jadi leasing atau (debt) collector. Mungkin depresi karena ekonomi. Dan karena depresi itu, ia (pelaku) digugat cerai oleh istrinya. Lalu kembali tinggal di rumah orang tuannya itu. Kalau ibunya sudah meninggal,” terang Sabar. 

Diberitakan sebelumnya, pelaku yang bernama Budi Cahyono tega menghabisi nyawa ayah kandungnya, Suradi (65) di rumahnya pada Rabu (5/1/2022). Budi Cahyono diketahui menderita depresi sejak beberapa tahun lalu.

Namun menurut Sabar, Budi Cahyono sebelumnya diketahui sebagai sosok yang pendiam, cenderung menyendiri dan tidak sering berkomunikasi dengan warga sekitar. Hanya saja, sejak rumahnya direnovasi pada 10 hari yang lalu, sikap Budi Cahyono berubah dan cenderung menjadi pemarah. 

“Mungkin karena merasa bising, jadi dia (Budi Cahyono) ini merasa terganggu,” imbuh Sabar.

Selain itu, Sabar mengatakan bahwa sebenarnya pihaknya juga akan membantu memberikan pengobatan kepada Budi Cahyono. Rencananya, Budi Cahyono akan diberikan perawatan di Rumah Sakit di Lawang.

“Ya kan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa). Jadi mau kami bawa kesana, tapi NIK (Nomor Induk Kependudukan) nya belum ada. Ini baru mau saya uruskan,” pungkas Sabar. 

Dalam peristiwa tersebut, Suradi yang merupakan ayah kandung pelaku tewas. Kemudian kakak Budi Cahyono yang saat itu hendak berusaha melerai, juga terluka akibat sabetan celurit. 

“Kakaknya terluka di pelipis dan tangan,” imbuh Sabar. 

(Kik/pit)