INDONESIAONLINE – Untuk memperkuat branding kopi lokal Banyuwangi, perlu diadakan event rutin. Seperti halnya pagelaran Banyuwangi Coffee Week di Gedung Djuang 45 Banyuwangi. Acara yang bertempat di warung kopi dan memberikan edukasi kepada masyarakat tersebut, bisa dilanjutkan di tingkat kecamatan.

Demikian disampaikan Novian Dharma Putra, Pemilik Car Cafe (Moca) Banyuwangi kepada East Java Times melalui telepon seluler (HP) pada Minggu (27/02/2022).

Menurutnya, dengan adanya event yang digelar Pemkab Banyuwangi ini, penjualan kopi selama ini cukup baik. “Kami berharap acara seperti Banyuwangi Coffee Week ini bisa terus diadakan. Selain itu, perlu dibangun minimal satu pusat kopi Banyuwangi di setiap kecamatan,” jelas alumnus SMA Negeri 1 Glagah Banyuwangi ini.

Pemerintah Banyuwangi menjadikan tradisi dan kearifan lokal sebagai salah satu pondasi pembangunan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghasilkan ekonomi kreatif dan berbasis budaya lokal, meski dalam suasana pandemi, agar mampu memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat luas.

Upaya optimalisasi potensi kopi lokal Banyuwangi agar mampu memberikan hasil terbaik yang berperan positif dalam menggerakkan perekonomian warga terus dilakukan. Inovasi dan kreativitas muncul dalam rangka menciptakan nilai tambah bagi produsen produk lokal, seperti kegiatan bertajuk “Banyuwangi Coffee Week” di Gedung Djuang 45 Banyuwangi pada 25-27 Februari 2022.

Salah satu tujuan diadakannya acara tersebut adalah untuk memperkenalkan kopi lokal Banyuwangi kepada masyarakat. Selain itu juga kelas pelatihan tentang kopi untuk pemain baru. Ada pula pameran foto tentang kopi yang mengajak pengunjung mengenal sejarah kopi di kabupaten yang dikenal sebagai negeri surga di Ujung Timur Pulau Jawa ini.

Dalam pembukaan Banyuwangi Coffee Week, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berharap kegiatan yang diadakan dapat memberikan dampak positif bagi para pemula kopi maupun yang sudah berpengalaman.

“Kemarin kita ada pembekalan tentang Banyuwangi Festival. Tidak hanya menciptakan rasa bahagia dalam sebuah event, tapi outputnya adalah tumbuhnya nilai ekonomi dan munculnya wirausahawan yang ingin berkarya di bidang budaya, industri dan lokal. produk,” jelas Bupati Ipuk.

Dikatakannya, Banyuwangi Festival bukan hanya sekedar penyelesaian seremonial saja, namun harus ada kesinambungan dan kesinambungan serta target pencapaian yang diinginkan dengan segala indikator yang jelas dan terukur.

“Hari ini ada acara ngopi, jadi kami berharap semuanya bisa mendatangkan buyer ke sini untuk memborong produk UMKM yang dipamerkan di sini,” ujar Bupati Ipuk.

Ia juga menambah jumlah pengunjung yang hadir, selain melihat pameran, mereka juga membawa pulang oleh-oleh. “Kamu tidak bisa pulang (pengunjung, red) dengan tangan kosong. Setidaknya kamu bisa mendapatkan uangmu kembali dengan apa yang kamu bawa ke sini. Pengunjung yang datang ke sini tidak bisa minum kopi gratis, kamu harus membelinya. Karena semuanya ada di sini. adalah UMKM.” pungkas Bupati Ipuk.