INDONESIAONLINE – Laporan kenaikan harga daging tampaknya tidak berpengaruh di Kabupaten Tulungagung. Demikian disampaikan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tri Hariadi, Selasa (3/1/2022). Dimana peningkatan yang terjadi di Jabodetabek terpantau oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung.

“Kenaikan di Jabodetabek, untuk Tulungagung masih stabil karena ketersediaan daging dari stok lokal, bukan impor,” kata Tri Hariadi.

Hingga Selasa, harga daging kualitas super di pasar Tulungagung, menurut dia, berkisar Rp. 120 ribu per kilogram.

“Harga super Rp 120 ribu hari ini, tidak ada pemogokan karena harga daging, seperti halnya bisnis tempe dan tahu. Hanya karena komoditas bahan meningkat, ukuran tempe tahu berkurang, ” dia berkata.

Peningkatan ini diakui sebagai fenomena alam dan setiap komoditas pangan akan mengalami hal yang sama.

“Masih normal dan terjadi pada komoditas lain, telur juga naik tipis dan cabai juga merangkak naik harganya sudah mencapai sekitar 50 ribu rupiah per kilogram,” katanya.

Dia meminta masyarakat tidak panik dan menyikapi kenaikan harga secara adil. Jangan sampai terjadi aksi borongan seperti yang dilakukan dengan minyak goreng yang mengakibatkan penjualan barang di pasar.

Seperti diketahui, kenaikan harga daging menjadi Rp. 140 ribu per kilogram di Jabodetabek menyebabkan banyak pedagang yang mogok.

Dilansir dari Kompas TV, Kementerian Perdagangan juga merespon, kenaikan harga daging sapi dengan menyiapkan langkah-langkah mitigasi akibat situasi global.

Menurut M Lutfi, salah satu negara pengekspor sapi ke Indonesia, yakni Australia, sudah mulai membatasi ekspor hanya 40 persen dari jumlah normal.

Pemenuhan stok dan stabilitas harga sejumlah bahan pangan di dalam negeri setiap tahunnya dipengaruhi oleh kebijakan impor dari negara asal.

Pemerintah dituntut untuk segera memberikan solusi permasalahan pangan di dalam negeri agar tidak semakin membebani masyarakat di tengah pandemi.