INDONESIAONLINE – Kota Malang nampaknya masih mencatatkan angka buta huruf penduduk usia 15 tahun ke atas. Hal itu sebagaimana data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang hasil dari survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) periode 2019-2021 yang belum lama ini dirili.

Dari update data per Oktober 2021, persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang buta huruf  pada 2021 tercatat 0,64 persen untuk gender laki-laki. Presentase ini menurun setelah pada 2020, tercatat 1,54 persen penduduk usia 15 tahun ke atas buta huruf. Catatan persentase periode 2019, justru lebih rendah dibandingkan 2020, yakni 1,17 persen.

Untuk gender perempuan, persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang buta huruf pada 2021 tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan gender laki-laki. 2021, persentase yang buta huruf tercatat 2,56 persen. Persentase ini juga lebih rendah dibandingkan catatan 2020, yakni 2,76 persen. Pada periode 2019, catatan mereka yang buta huruf jauh lebih rendah dibandingkan 2020 dan 2021.

Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini menjelaskan, masih adanya persentase penduduk yang buta huruf, memang dipengaruhi faktor utama, yakni putus sekolah. Faktor putus sekolah tentunya juga dipengaruhi dengan banyak faktor lainnya.

“Putus sekolah pada jenjang SD,” jelasnya.

Sementara itu, untuk mereka yang buta huruf, baik laki-laki maupun perempuan, mayoritas atau yang mendominasi adalah mereka yang berumur 50 tahun ke atas.

“Umumnya yang buta huruf itu penduduk usia diatas 50 tahun,” terangnya.

Periode 2016-2018, persentase buta huruf penduduk usia 15 tahun ke atas lebih rendah dibandingkan periode 2019-2021 untuk gender laki-laki, namun lebih tinggi untuk gender perempuan. Untuk gender laki-laki yang mengalami buta huruf, 2016 tercatat 0,79 persen. Kemudian 2017, tercatat 0,77 persen dan 2018 menurun menjadi 0,58 persen.

Untuk gender perempuan, angkanya jauh lebih tinggi. Pada periode 2016, tercatat 2,82 persen. 2017, catatan angka begitu tinggi untuk yang mengalami buta huruf, yakni 3,59 persen. Pada tahun 2018, tercatat 2,51 persen penduduk berusia 15 tahun ke atas yang mengalami buta huruf.

Sementara itu, untuk mereka yang melek huruf, persentasenya tinggi untuk yang bergender laki-laki. Pada 2019, tercatat 98,83 persen. Kemudian, pada 2020, tercatat penduduk usia 15 tahun ke atas yang melek huruf 98,46 persen. Dan pada 2021, tercatat 99,36 persen.

Sedangkan pada gender perempuan, pada 2019, tercatat 97,54 persen penduduk usia 15 tahun ke atas yang melek huruf. Tahun 2020, tercatat 97,24 persen penduduk gender perempuan telah melek huruf. Dan pada 2021, mencatatkan 97,44 persen penduduk bergender perempuan melek huruf.

(ang/pit)