INDONESIAONLINE – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meminta semua pihak berperan aktif mendukung program AKSARA (Akselerasi Sekolah Rakyat). Salah satunya dengan menjadi keluarga asuh. Jika menemukan anak putus sekolah atau warga yang berpendidikan SMP ke bawah, harus melaporkannya ke desa/Satkorwildik. Atau bantu daftar ke PKBM atau Kelompok Belajar (Pokjar) terdekat.

“Ini upaya kita untuk mempercepat peningkatan HLS dan RLS, penanganan anak putus sekolah juga dilakukan dengan target agar tidak ada anak putus sekolah di Banyuwangi,” jelas Bupati Ipuk saat pembukaan Pemkab Banyuwangi. Musrenbangcam beberapa waktu lalu.

Menurut dia, di bidang pendidikan, Harapan Lama Sekolah (SL) Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2021 adalah 13,1 tahun, artinya lama sekolah yang diharapkan yang akan dialami anak-anak Banyuwangi di masa depan adalah 13,1 tahun atau setara dengan D2.

Kondisi ini meningkat 0,3 tahun dibandingkan tahun 2020 yang 12,8 tahun. Harapan lama sekolah (SL) terendah adalah: Kecamatan Glagah, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Kabat, lanjutnya.

Sedangkan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Banyuwangi pada tahun 2021 adalah 7,42 tahun, artinya rata-rata penduduk Banyuwangi berusia 25 tahun ke atas telah menempuh pendidikan setara dengan kelas 8 SMP. “Kondisi ini meningkat 0,26 tahun dibandingkan tahun 2020 yang 7,16 tahun. Rata-rata lama sekolah terendah adalah: Kecamatan Kalipuro, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Kalibaru,” jelas Bupati Ipuk.

Lebih lanjut dikatakannya bahwa beberapa kali ia mengunjungi sekolah dan menemukan fakta bahwa lingkungan sekolah, ruang UKS, perpustakaan dalam kondisi kotor, tidak terawat.

“Saya tidak ingin ini terjadi lagi, kepala sekolah, guru lebih peduli dengan lingkungan tempat mereka beraktivitas. Ajari anak-anak kita untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Koordinator Satkorwildik, camat untuk sering turun ke lapangan, pantau sekolah untuk memberikan evaluasi, jangan sampai media menunjukkan gedung sekolah yang rusak atau roboh tidak terdeteksi,” pungkasnya.

Sementara itu, Suratno, Pj Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, kepada East Java Times melalui telepon seluler (HP) pada Senin (28/2/2022) mengatakan, sektor pendidikan di Banyuwangi saat ini berkonsentrasi pada peningkatan rata-rata lama sekolah dan harapan warga terhadap masa sekolah melalui Program Percepatan. Sekolah Masyarakat (AKSARA).

“Program Skripsi ini membutuhkan dukungan dan peran serta seluruh elemen masyarakat karena sasarannya adalah masyarakat berusia 20 tahun ke atas,” jelas Suratno.

Lebih lanjut, menanggapi pernyataan Bupati Banyuwangi mengenai beberapa sekolah yang dianggap tidak siap saat melaksanakan sidak, lanjut Suratno, pihaknya melakukan revitalisasi fasilitas sekolah guna mewujudkan sekolah yang nyaman, sehat dan berbudaya akademik dengan fokus pada pengelolaan perpustakaan, UKS, ruang BK. untuk SMP dan Toilet Bersih.

“Selain terus mendorong kualitas layanan pendidikan, kami juga merancang kompetisi lingkungan sekolah sehat dari tingkat kecamatan hingga kabupaten. Kami upayakan secepatnya dilaksanakan dan pihak SD/SMP terus melakukan persiapan,” tambah pejabat dari Tile.