INDONESIAONLINE – Kesehatan gigi dan mulut terutama pada anak merupakan hal yang penting bagi seseorang. Gigi dan mulut yang sehat dan terawat tentunya juga meningkatkan rasa percaya diri seseorang dan memperlancar berbagai aktivitas.

Berbicara tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak, dokter gigi anak di Rumah Sakit Islam (RSI) Unisma drg Dian Lupita SAR Sp KGA memberikan wawasan tentang kesehatan gigi dan mulut.

Dian menuturkan, peran orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak sangat penting. Orang tua yang di masa pandemi seperti sekarang ini lebih sering bersama anaknya sehingga bisa lebih memperhatikan cara memberikan wawasan kepada anak untuk menjaga dan membersihkan gigi dan mulutnya.

“Apalagi pandemi. Memang banyak orang tua yang mungkin ragu membawa anaknya ke dokter gigi, jadi memperhatikan kesehatan gigi itu yang utama,” ujarnya.

Menurut Dian, ada beberapa hal yang sering diabaikan orang tua. Misalnya saat memeriksa cara anak membersihkan gigi dan terkadang tidak memperhatikan apa yang dimakan anak.

“Menyikat gigi untuk menjaga kesehatan rongga mulut pada anak. Yang perlu diperhatikan adalah cara dan waktu (pembersihan),” kata Dian.

Bahkan di usia bayi yang masih minum ASI dan kondisi giginya belum tumbuh, kesehatan rongga mulut harus tetap terjaga. Setiap selesai menyusu, mulut bayi harus selalu dibersihkan. Sebab, ASI juga mengandung gula meski kandungannya lebih rendah dari susu formula. “Pembersihan menggunakan kain kasa atau waslap lembut yang dibasahi air matang,” jelas Dian.

Kain kasa atau waslap kemudian bisa dililitkan di sekitar jari, lalu dengan lembut dibersihkan pada rongga mulut dan gusi bayi. Langkah ini bisa membersihkan sisa susu yang ada di rongga mulut anak.

Kemudian hingga usia anak di bawah lima tahun, pembersihan masih bisa menggunakan kapas atau waslap jika giginya belum tumbuh sempurna. Atau Anda juga bisa menggunakan sikat gigi kecil yang menempel di jari Anda.

“Misalnya untuk usia satu sampai tiga tahun, kalau tidak bisa berkumur dengan benar, tidak perlu pakai pasta gigi. Jadi, tetap bersihkan airnya saja. Sebisa mungkin kurangi penumpukan yang dikonsumsi, ” kata Dian.

Jika hal-hal ini (pembersihan mulut) diabaikan dalam jangka panjang, penumpukan kandungan gula akan mempengaruhi kondisi gigi (jika anak sudah memiliki gigi). Endapan gula bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri di dalam mulut.

“Bisa menyebabkan karies atau gigi berlubang. Misalnya ada anak usia dua atau tiga tahun tapi giginya tanggal. Mungkin seperti itu (karena karies),” ujarnya.

Kasus lain yang ditemui Dian adalah karena kebersihan mulut yang kurang, dimana bayi tumbuh jamur di rongga mulutnya. Hal ini membuat bayi merasa tidak nyaman saat meminum susu, hingga akhirnya mempengaruhi tumbuh kembang bayi, seperti penurunan berat badan.

“Saya juga pernah menemui kasus. Orang tua anak lima tahun senang bisa sikat gigi sendiri. Tapi setelah saya buka, di bagian belakang mulutnya banyak lubang. anak tidak bisa membersihkan punggung. Sampai usia tujuh tahun, orang tua tetap harus membantu, “kata Diane.