INDONESIAONLINE – Songgoriti dan Selecta di Kota Batu, Sengkaling di Kabupaten Malang, Tlogomas di Kota Malang. Keempat tempat wisata tersebut dulunya menjadi destinasi favorit wisatawan yang berkunjung ke Malang Raya.

Keempat tempat wisata legendaris tersebut selalu ramai dikunjungi sebelum destinasi wisata baru didirikan di Malang Raya. Saat ini, meski banyak kawasan wisata baru yang menawarkan fasilitas lebih lengkap, hanya Selecta dan Sengkaling yang masih mampu menarik banyak pengunjung.

Songgoriti dan Tlogomas meredup. Tlogomas hanya ramai dikunjungi pengunjung yang ingin menggunakan kolam renang.

Songgoriti, yang memiliki sumber air panas dan hotel, bahkan lebih menyedihkan. Konflik kepemilikan dan tidak adanya pembaharuan fasilitas membuat Songgoriti tidak terawat. Akibatnya, pengunjung enggan datang.

Untuk berendam di sumber air panas alami, wisatawan lebih memilih Cangar di kaki Gunung Arjuno. Mengenai menginap, wisatawan lebih memilih hotel lain yang tersebar di Kota Batu daripada di Hotel Songgoriti.

Padahal, sudah beberapa tahun Hotel Songgoriti dan pemandian air panas di kompleks wisata itu tutup. Kondisi tempat wisata legendaris itu semakin parah.

Kini, memasuki kawasan hotel dan pemandian air panas Songgoriti di Desa Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu, pria yang menawarkan vila masih sering ditemui. Bahkan calo vila sering menghampiri pengendara yang lewat.

Pemasaran dengan menawarkan langsung kepada pengendara seperti itu masih bertahan hingga saat ini di bisnis vila. Jika pengemudi tidak ingin menyewa vila, makelar akan pergi.

Jalan di kawasan Songgoriti kini masih beraspal mulus. Sebuah lampion bertuliskan Songgoriti menyambut setiap pengunjung yang lewat di sana. Pemandangan perbukitan dan deretan pemukiman memanjakan mata para pengunjung.

Sepanjang perjalanan suasana masih asri dengan udara yang segar. Di tengah jalan ada lampion besar bertuliskan “I Love Batu”.

Dahulu, memasuki kawasan wisata Songgoriti, pengunjung akan diberikan tiket di loket. Sekarang loket sudah berubah fungsinya untuk memposting 4 info villa wisata Songgoriti. Meski sudah dicat warna-warni, postingan tersebut sepertinya tidak digunakan.

Sesampainya di perempatan tiga, terdapat sebuah bangunan tua yang terlihat tidak terawat. Artikel: Hotel Pemandian Air Panas Songgoriti.

Sepertinya beberapa dinding membusuk. Gulma juga memenuhi halaman kantor hotel hingga ke belakang.

Di sisi lain, ada papan bertuliskan Wisata Budaya Cagar Alam Songgoriti. Tulisannya cukup besar.

Memasuki area Hotel Air Panas Alami Songgoriti terdapat bangunan Rumah Makan Songgoriti. Namun, kondisinya kosong meski semua jendela terbuka. Gulma terlihat jelas dari depan restoran hingga belakang. Cat di dinding restoran banyak terkelupas.

Memasuki area Pemandian Air Panas (PAPA), di bagian belakang terlihat sebuah kolam. Biasanya kolam diisi dengan air panas. Namun, sekarang kosong tanpa air.

Air panas kolam ini berasal dari sumbernya. Jadi kemana perginya air panas saat tidak digunakan? Ternyata air panas dari sumbernya dibuang atau dialirkan ke sungai. “Air panasnya dibuang ke sungai,” kata Ketua Paguyuban Vila Supo itu
Indra Tri Ariyono.

Gulma terlihat rimbun di sela-sela paving dan gazebo di sekitar kolam. Di salah satu sudut bangunan, ada tumpukan kursi yang terlihat kotor.

Di kawasan PAPA, terdapat Candi Songgoriti. Nasibnya sama dengan hotel dan pemandian air panas. Jika dulu candi ramai dikunjungi pengunjung, kini terlihat sepi.

Saat memasuki kawasan Candi Songgoriti, pintu gerbang ditutup. Kaca di tiang gerbang terlihat sebagian pecah dan berlubang. Dari luar, sepertinya bagian dalam tidak lagi dirawat. Gulma tumbuh subur.

Tidak hanya itu. Bahkan area pasar juga sepi. Hanya ada dua toko yang buka, seperti toko yang menjual pakaian dan makanan ringan.

Di tempat parkir bus dan di depan Candi Songgoriti tidak ada kendaraan yang parkir.

Ketua Supo Songgoriti Vila Paguyuban, Indra Tri Ariyono mengatakan, kondisi seperti itu sudah berlangsung cukup lama. Bahkan sebelum pandemi COVID-19. “Kira-kira PAPA sudah tutup selama tiga tahun,” kata Indra.

Lantas, apa yang membuat wisata legendaris Songgoriti sepi, terabaikan, lalu ditutup? Baca Edisi Kedua: Perusahaan Pengelola Songgoriti Bangkrut, Sertifikat HGB Dijaminkan Ke Perbankan