INDONESIAONLINE – Mantan pemain Indonesian Basketball League (IBL) terus akan mendukung dan mendoakan yang terbaik bagi pebasket Yerikho Christphor Tuasela yang baru saja kena sanksi.

“Buat Yerikho tetap semangat, jangan menyerah dan terus menggali dan mengembangkan diri agar terus berprestasi. Kami para mantan pemain IBL terus akan mendukung dan mendoakan yang terbaik,” ungkap Imanudin Huznuzan, mantan pemain basket NSH Jakarta menanggapi sanksi dari IBL terhadap Yerikho.

Seperti diketahui, Yeriko, mantan pemain Pacific Caesar Surabaya mendapat sanksi berupa larangan seumur hidup bermain di IBL.

Menurut Iman, Yerikho yang dia kenal merupakan pribadi yang baik dan tidak seperti yang diberitakan di sosial media. Dia adalah pemain bola basket yang potensial untuk tim Indonesia.

”Saya berharap IBL bisa menata ulang regulasi yang ada terutama terkait sanksi/ hukuman terhadap pelaku Match Fixing. Karena Tuhan saja mau mengampuni hamba Nya yang mengakui salah dan menyesal apalagi kita manusia yang bukan Tuhan,” jelas Iman.

Baca Juga  Hasil Lengkap Liga Champions: Barca Pesta Gol, Milan Ditahan Imbang

Pelatih Tim Basket Porprov Banyuwangi itu menambahkan apabila IBL dan Federasi Basket ingin menuntaskan kasus pengaturan skore, sebaiknya mengusut tuntas sampai ke bandar judi. Bukan hanya mengorbankan satu dua orang pemain yang belum tentu bersalah dan kebetulan apes saja.

Selanjutnya dia menuturkan dari informasi yang didapatkan dari berbagai sumber Sandy “Keceng” Firmansyah pemain asal Jember yang tampil dalam Indonesian Basketball League (IBL) juga pernah mendapatkan tawaran dari  seseorang melalui sambungan telepon anonim.

Tawaran untuk melakukan pengaturan pertandingan (match fixing) menyajikan nilai nominal yang cukup besar. Namun dia menolak dan mengembalikan hal tersebut ke masing-masing individu pebasket dalam menentukan pilihan ikut larut sewaktu-waktu terkena sanksi sesuai dengan aturan dan ketentuan yang ada.

Sandy “Keceng” Firmansyah, mantan pebasket nasional Indonesia pada saat mengikuti Kejuaraan Bola Basket Kapolresta Banyuwangi Cup 2022 di GOR Basket Sahabat Banyuwangi beberapa waktu lalu sempat berbagi pengalaman saat masih aktif bermain di IBL.

Baca Juga  Piala Asia 2023: Tim yang Lolos dan Gagal Tembus 16 Besar

“Meskipun nominal yang ditawarkan untuk Match Fixing sangat besar namun untuk menentukan pilihan semua kembali kepada individu. Saya sendiri tentunya mempunyai tujuan besar dalam menekuni olahraga basket yang sudah menjadi pilihan hidup,” jelas Keceng.

Pebasket asal Jember itu menuturkan sanksi larangan bermain basket seumur hidup dari IBL tentunya sangat memberatkan bagi Yerikho. Hal tersebut merupakan konsekwensi dari regulasi yang dibuat oleh Federasi Basket Indonesia.

“Namun semua tidak tahu barangkali ke depan mungkin semuanya bisa berubah. Kasus tersebut bisa menjadi pelajaran bagi semua pebasket Indonesia yang lain untuk fokus bermain di lapangan dan tidak melakukan kesalahan yang sama,” imbuhnya.