INDONESIAONLINE – Tim futsal Kota Malang berhasil menjadi jawara pada ajang Kejurprov Futsal Jawa Timur 2021. Gelar juara diperoleh setelah berhasil menumbangkan tim Sidoarjo dengan skor 1-4 yang digelar di Lapangan Futsal SM Malang, Jum’at (10/12/2021).

Ketua Asosiasi Kota (Askot) PSSI Kota Malang, Haris Thofly mengaku bangga atas prestasi yang ditorehkan tim futsal Kota Malang. Namun ia menyebut ajang ini adalah ajang menakar kekuatan tim sebelum turun di Porprov 2022 mendatang.

Menurut Haris, sebelumnya tim futsal di Jawa Timur didominasi oleh Surabaya dan Sidoarjo. Namun ketika terus mencoba, akhirnya tim futsal Kota Malang berhasil untuk menjadi jawara.

“Pola persaingan di futsal saat ini mulai merata, kalau dulu Porprov pertama kedua ketiga selalu Sidoarjo. Tapi kemarin di Tuban sudah bergeser, Malang sudah mulai masuk di medali perak dan sekarang mulai bisa (menjadi juara),” kata Haris.

Baca Juga  Penjual Atribut Arema Harap Tuah Piala Presiden 2022

Alasan timnya dapat lolos hingga partai final dan meraih juara yakni persiapan yang terus dilakukan. Hal itu juga membuat timnya semakin matang dalam menjalani setiap pertandingan, baik resmi ataupun hanya ujicoba.

“Karena memang kami rutin kok lakukan persiapan, bahkan sebentar lagi kami juga mengadakan Liga Futsal,” ujar Haris.

Selain kerja keras pemain, Haris juga tak lupa mengapresiasi tim pelatih yang dikomandoi Andhika Agraprana. Sebab sejak dilatih Andhika, permainan tim futsal Kota Malang berubah drastis meningkat.

“Di samping itu, kerja keras kami untuk menggelar coaching clinic. InsyaAllah kami akan gelar coaching clinic untuk semua pelatih futsal di Malang dengan mendatangkan pelatih PON Jawa Barat,” ungkap Haris.

Baca Juga  Ricki Ariansyah, Pemain Madura United Tak Sadarkan Diri Usai Cetak Gol di Gawang PSIS Semarang

Kemenangan 1-4 atas Sidoarjo yang didapat tim futsal Kota Malang diraih bukan tanpa kerja keras. Karena disitu, Mario Bagus dkk berhasil membongkar strategi 1-1-2 yang diterapkan tim futsal Sidoarjo.

“Bagaimana berupaya membongkar pola 1-1-2 yang bertahun-tahun diterapkan Sidoarjo tidak pernah ada yang berhasil menembus. Alhamdulillah setelah tim pelatih berdiskusi panjang, dan sebenarnya tidak susah. Dan ini menjadi solusi untuk mengatasi problem bagaimana mengatasi sebuah tim yang mengenakan pola 1-1-2,” beber Haris.

“Sekarang tidak sulit, dan kami menganggap itu tidak berat. Karena tim dari kota lain juga sama bagusnya,” imbuh Haris menjelaskan.



Hendra Saputra