INDONESIAONLINE-Kesuksesan Kabupaten Blitar di sektor pertanian mendapat pujian dari Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo. Pujian itu disampaikan Mentan dalam agenda panen padi aplikasi Biosaka di Desa Tegalrejo, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar, Kamis (10/11/2022).

Pantauan awak media, Mentan Syahrul Yasin Limpo dan rombongan tiba di lokasi panen raya padi aplikasi Biosaka di Tegalrejo sekitar pukul 15.00 WIB. Kedatangan Mentan disambut Bupati Blitar Rini Syarifah, Sekda Izul Marom dan Forkopimda Kabupaten Blitar. Kehadiran Mentan Shahrul Yasin Limpo juga menjadi motivasi tersendiri bagi petani di Kabupaten Blitar khususnya petani di Kecamatan Selopuro.

Sebagai informasi, Biosaka di Kabupaten Blitar diaplikasikan sejak tahun 2019. Dan saat ini aplikasinya telah mencapai lahan seluas 12.000. Di Desa Tegalrejo Kecamatan Selopuro, aplikasi Biosaka telah menyasar lahan seluas 57 hektar dan hasilnya telah terbukti berhasil meningkatkan kesejahteraan petani.

“Biosaka ini terbukti telah mampu meningkatkan pendapatan petani. Biosaka ini ramah lingkungan, dan dengan biosaka ini juga membuat petani tidak ketergantungan dengan pupuk kimia,” papar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kabupaten Blitar, Ir Wawan Widianto.

Dalam sambutanya, Bupati Blitar Rini Syarifah menyampaikan, kedatangan Mentan Shahrul Yasin memberikan suntikan semangat bagi Kabupaten Blitar untuk mewujudkan swasembada pangan. Mak Rini juga meminta kepada Kementan untuk terus mendampingi Kabupaten Blitar dalam menyukseskan program-program pertanian sebagai kontribusi nyata terwujudnya swasembada pangan menuju Indonesia  lumbung pangan dunia.

Di kesempatan ini Mak Rini juga menyampaikan, kemajuan sektor pertanian di Kabupaten Blitar dibuktikan dengan ketersediaan pangan di Kabupaten Blitar untuk kebutuhan beras mengalami surplus 64.000 ton pertahun. Demi menjaga agar kebutuhan beras terpenuhi atau surplus, produksi komoditas padi perlu ditingkatkan. Produksi padi akan meningkat apabila sarana dan prasarana dalam budidaya padi terpenuhi.

“Aplikasi Biosaka ini adalah inovasi teknologi dari Kabupaten Blitar, bahanya murah dan mudah didapat di sekitar. Dan saya mendorong agar Biosaka ini untuk diterapkan di seluruh lahan pertanian yang ada di wilayah Kabupaten Blitar. Hasil dari Biosaka ini adalah beras yang sehat, beras yang sehat akan mendorong terwujudnya masyarakat yang sehat, cerdas dan produktif,” kata Mak Rini.

Baca Juga  Pemkab Malang Luncurkan Program Sekolah Plus Ngaji

Mak Rini menambahkan, salah satu permasalahan sarana produksi selama ini adalah kurangnya alokasi pupuk subsidi. Sehingga diperlukan inovasi teknologi dengan menggunakan pupuk organik yang murah, efisien, dan mudah diaplikasikan oleh petani. “Nah, salah satu inovasi teknologi itu adalah aplikasi Biosaka yang dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik sampai dengan 50%,” tukasnya.

Dukungan untuk aplikasi Biosaka ditegaskan Mentan Syahrul Yasin Limpo. Dalam sambutanya, Syahrul menyampaikan Kementan saat ini mendorong seluruh petani di Indonesia menggunakan aplikasi Biosaka yang ditemukan dan dipelopori oleh Kabupaten Blitar. Sebagai pelopor ketahanan pangan sehat dengan penemuan Biosaka, Mentan pun ingin agar kedepan pertanian Blitar lebih baik dan maju, kuncinya adalah inovasi.

“Biosaka ini tentunya harus bisa mensejahterakan petani di Kabupaten Blitar. Saya sangat mengapresiasi Biosaka ini, meskipun hasilnya baik, jangan pede, harus terus dikembangkan dengan inovasi baru,” kata Syahrul.

Di kesempatan ini Mentan Syahrul Yasin juga memimpin langsung praktek pembuatan aplikasi Biosaka. Dijelaskannya, bahan alami Biosaka adalah ekstrak hasil remasan berbagai macam tanaman sehat yang tumbuh di sekitar areal persawahan. Bahan alami ini terbukti mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

“Bahan baku Biosaka ini tidak bisa diambil di tempat lain, hanya di sekitar sawah yang ada, dan ambilnya itu rumputan yang segar yang tidak ada tajam-tajamnya, kemudian tidak lubang-lubang. Dan untuk Blitar kita katakan hari ini, pupuk kimia boleh, tapi sedikit saja. Saya ingin Biosaka ini bisa menjadi getaran di seluruh Indonesia, ” katanya.

Baca Juga  2022, ASN akan Pindah Bertahap ke IKN Nusantara di Kalimantan

Dijelaskan Mentan, ada  beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan  Biosaka. Pertama pemilihan bahan yang tepat yaitu memanfaatkan berbagai macam dedaunan atau rerumputan yang kondisinya sehat, artinya tidak terlihat adanya lubang-lubang atau bercak-bercak yang menunjukkan bekas gigitan serangga.

Kedua, proses pembuatan yaitu dengan cara meremas dedaunan atau rerumputan yang telah di simpan dalam sebuah wadah yang dicampur dengan air. Peremasan dilakukan selama 10 sampai dengan 15 menit hingga kadar mencapai 500 sampai 600.

“Daun-daun dan rerumputan itu kemudian diremas sampai kadarnya 500 sampai 600. Lebih tinggi lagi lebih bagus. Ini yang penting waktu remas 10-15 menit, nggak boleh naikkan tangan saat diremas-remas. Nggak boleh kasih berhenti baru nyambung lagi, itu nggak boleh,” jelas dia menegaskan.

Hal ketiga yang harus diperhatikan petani adalah cara menggunakan aplikasi Biosaka yaitu penyemprotan dilakukan di atas tanaman dan tidak disemprotkan secara langsung ke tanaman.

“Upaya kami mensosialisasikan Biosaka tidak sia-sia, Biosaka sudah digunakan oleh petani di berbagai daerah di Indonesia. Saya percaya Biosaka, dengan Biosaka kita bertani kembali ke alam,” tegasnya.

Dalam kunjungan ke Kabupaten Blitar kali ini Mentan Syahrul Yasin Limpo juga bertemu langsung dengan penemu Biosaka Muhamad Ansar. Dalam pertemuan ini Mentan secara khusus memberikan apresiasi dan pujian kepada Ansar yang merupakan pemuda dari Kabupaten Blitar.

“Biosaka ini bisa dikerjakan oleh siapa saja. Dan hasilnya ternyata memang benar-benar bisa meningkatkan produktifitas pertanian. Dan di Blitar ini, saya banyak diajari oleh petani Blitar tentang Biosaka yang efisien, dan hemat biaya dalam mengusir atau menekan hama penyakit tanaman dengan demikian bisa meningkatkan produksi pertanian,” pungkas Syahrul.(Adv/Kmf)