JATIMTIMES – Event fashion yang mewadahi para gemerasi muda di Kota Malang gagasan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Malang telah memasuki grand final.

Setidaknya karya-karya fashion para siswi-siswi SMK, mahasiswa, dan fashion designer pemula di Kota Malang bakal ditampilkan dalam grand show Dekranasda Fashion Competition (DFC) 2021 di Gedung Kartini, Kamis (22/12/2021).

Kepala Diskopindag Kota Malang M. Sailendra menyatakan,perhelatan fashion kali ini diikuti para anak muda dari siswa siswi SMK jurusan tata busana,  mahasiswa jurusan tata busana, dan fashion designer pemula sebanyak 189 orang. Dalam hal ini, dipilih fnalis yang akan tampil dalam grand show ini sebanyak 25 orang.

Event ini sebagai bentuk fasilitasi dari Pemkot Malang untuk menjaring para pemuda terlibat dalam membuat produk-produk fashion  berkompeten. “Ini juga komitmen Pemerintah Kota Malang dalam memfasilitasi fashion designer pemula untuk lebih dikenal luas dengan karya-karya yang kompeten guna mewujudkan Kota Malang sebagau kiblat fashion dunia,” ujarnya.

Selain membuat dan  pamer karya fashion, para peserta pagi tadi dibekali digital marketing dan sustainable fashion. Elang Baskoro dari Cakrawala Creative menjadi salah satu narasumber yang didapuk dalam seminar panel digital marketing kali ini.

Baca Juga  Kelurahan Siaga, Program Wali Kota Mojokerto untuk Menjaga Masyarakat Tetap Sehat Bersama

Ia menyampaikan, para calon desainer fashion profesional bisa mulai merintis bisnis ini sejak awal kompetisi ini. Digital marketing  penting guna menunjang produk-produk fashion lebih dikenal luas.

“Harapannya mereka sudah mulai berinvestasi terkait marketing digital. Ini penting sekali,  dan harus dimulai sejak dini. Dengan harapan ketika 5 tahun ke depan nanti, marketing digital itu sangat bermanfaat untuk karier bisnis dan personal branding-nya,” katanya. 

Menurut Elang, salah satu yang bisa dikuatkan dalam digital marketing yakni konten positif. Hal itu mengacu pada peran anak muda usia 20 tahun ke bawah yang telah bergeliat dengan konten berbau lifestyle.

Hal ini bisa dengan memanfaatkan akun media sosial yang tepat, mulai dari YouTube, Instagram dan lainnya. Penting juga bagi perintis bisnis muda ini untuk memulai bisnis dengan membangun circle. Misalnya, pemilik bakat fashion bisa dengan membangun circle dengan teman-teman dengan bakat dan minat yang sama.

Baca Juga  Idul Adha 2022, Masjid di Kota Batu Tiadakan Penyembelihan Hewan Kurban

“Yang terpenting itu konsistensi masing-masing pemilik akun untuk merawat agar jadi media jualan promosi dan media personal branding mereka. Itu bisa dimulai dari circle yang positif akan terbentuk pebisnis yang sukses,” tandasnya.

Dalam kesempatan ini, desainer kenamaan Kota Malang yang juga Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Chapter Malang Agus Sunandar turut memberikan edukasi berkaitan dengan suistainabke fashion.

Dikatakannya latar belakang digaungkannya sustainable fashion karena sampah industri fashion terbanyak kedua, setelah minyak. Bahkan brand-brand ternama banyak hadir dengan mengusung konsep ini.

Sam Suga -sapaan akrabnya- menyatakan, pengertian sustainable fashion itu kebanyakan hanya dukaitkan dengan dampak kerusakan lingkungan. Padahal tak hanya lingkungan, tapi juga masalah sosial dan ekonomi. Termasuk, pemberdayaan masyarakat untuk menguatkan fashion di daerah.

 “Sehingga dalam  membuat produk yang ramah lingkungan. Kalau kita bikin produksi di Malang, maka kita gunakan tenaga lokal. Kita menggunakan bahan yang berada di daerah lokal atau kain lokal sehingga mengangkat perekonomian sekitar,” pungkasnya.



Arifina Cahyati Firdausi