INDONESIAONLINE – Selama ini, masyarakat KelurahanTemenggungan harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk melaksanakan pemakaman. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Kesehatan memberikan bantuan mobil siaga.

Menurut Lurah Temenggungan Faisol Iwanda, pihaknya merasa bersyukur mendapatkan mobil bantuan dari Pemerintah Banyuwangi meskipun second.

“Kami berusaha bersama Yayasan Tanah Kubur (Yastaku) Kelurahan Temenggungan swadaya memperbaiki mobil yang ada agar bisa dimanfaatkan untuk kepentingan warga masyarakat,” jelasnya.

Selain untuk membantu proses pemakaman jenazah yang sebelumnya dipikul, dengan adanya Mobil Siaga diharapkan bisa dimanfaatkan untuk banyak hal. Misalnya membantu apabila ada ibu hamil yang membutuhkan pertolongan, agar cepat mendapatkan penanganan baik di Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) maupun di RSUD Blambangan Banyuwangi.

Baca Juga  Jaga Stabilitas Harga, Pemkab Malang akan Bentuk Zonasi Pertanian Cabai

“Mobil Siaga Kelurahan Temenggungan ini bisa digunakan untuk mengangkut jenazah, mengangkut warga yang mengalami kecelakaan, dan untuk warga yang membutuhkan penanganan darurat atau masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) serta angkutan bagi ibu hamil yang akan melahirkan,” urai Faisol.

Sementara Danisworo, Camat Banyuwangi menuturkan sampai saat ini ada tiga kelurahan yang sudah mendapatkan bantuan mobil siaga dari Pemerintah Banyuwangi, yaitu Kelurahan Sobo, Temenggungan dan Singonegaran.

Mobil hibah dari pemerintah yang pemanfaatanya untuk kepentingan masyarakat yang semua masih masuk dalam catatan aset Pemkab Banyuwangi.

“Tetapi pemanfaatannya untuk masyarakat antara lain kegiatan kematian, warga yang mengalami kecelakaan, ibu hamis risiko tinggi (Risti) atau membantu pelayanan kesehatan,” terangnya.

Baca Juga  Pemerintah Bahas Situasi Pangan Nasional dan Antisipasi Krisis Global di Bidang Pangan

“Kalau ada mobil milik Pemkab Banyuwangi yang sekiranya masih bisa digunakan, pihak kelurahan bisa mengajukan. Hari ini mobil bekas ambulance milik Dinas Kesehatan yang sebelumnya digunakan oleh PKM. Peluang seperti ini bergantung dari kejelian Pak Lurahnya dalam melihat dan menangkap peluang,” jelas Alumni Fisip Universitas Jember itu.