INDONESIAONLINE – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang menyelenggarakan International Conference on Law, Technology, Spirituality and Society (ICOLESS). Mengusung tema “The Role of State and Sharia Economic in Disruptive Era”, konferensi internasional ini merupakan gelaran ICOLESS kelima dan bersinergi dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Helatan bertaraf internasional ini dilakukan secara hybrid dan menghadirkan pemateri dari negeri jiran hingga lintas benua digandeng untuk memperluas wawasan global para peserta yang hadir.

Rektor UIN Maliki Malang, Prof Dr Zainuddin MA menyampaikan, Konferensi ini dilaksanakan dalam bentuk hybrid dan merupakan bagian dari dukungan terhadap program pemerintah yaitu “Recover Faster, Rise Stronger” khususnya di bidang akademik.

Dengan topik yang diusung dalam ICOLESS 2022, ingin membawa ke dalam dialog tentang dinamika hukum tata negara dan ekonomi syariah di era disrupsi. Perkembangan teknologi dan informasi saat ini berpotensi memberikan dampak positif sekaligus risiko yang besar.

Baca Juga  Dosen Humaniora UIN Malang Didorong Kembangkan Profesionalitas Berkelanjutan

Transaksi online dan digitalisasi perbankan berkembang pesat dan tentunya perlu dilindungi dari segi hukum.

“Dalam hal ini, saya berharap kita semua dapat berperan penting dalam berbagai upaya positif melalui ICOLESS ini,” jelasnya.

Sementara itu, dalam konferensi internasional itu, sempat diwarnai dengan penolakan honor oleh dua narasumber utama, yakni Assoc Prof Asmak binti Ab Rahman dari University of Malaya, Malaysia dan Lucas Hainsworth (Lead Analyst on Investment in Preamium Limited, Melbourne, Australia).

Keduanya kompak menolak honor hingga sempat membuat panitia bingung.

“Honor saya tidak usah dikirim. Kami menjadi pemateri untuk charity. Berikan saja kepada pesantren yang membutuhkan, agar bisa lebih bermanfaat bagi dunia pendidikan,” tutur Ibu Asmak.

Menyampaikan pandangan senada, Lucas yang merupakan seorang muallaf dan menjadi pengurus salah satu ormas Islam di Australia juga menyatakan ikhlas dan senang memberikan honornya dalam pengembangan pendidikan, khususnya untuk lembaga pesantren yang membutuhkan.

Baca Juga  Hari Santri, UIN Maliki Telaah Sistem Pendidikan NU

“Seandainya teman-teman dari UIN membutuhkan komunikasi lebih lanjut saya terbuka menerima. Karena saya juga bergerak di bidang yang kurang lebih sama,” ungkap Lucas yang disambut gembira oleh tim dari UIN Maliki Malang.

Ketua panitia penyelenggara ICOLESS kelima, Dwi Fidhayati mengaku sempat terkejut. Namun, ia mengapresiasi penuh keputusan kedua pemateri yang lain dari biasanya itu.

Honor dari dari narasumber tersebut kemudian diberikan kepada dua pesantren yang ada di Malang yang tengah melakukan pembangunan.

“Semoga bisa bermanfaat dan menjadi amal baik bagi para pemateri. Sebenarnya ini juga menjadi implementasi dari ekonomi syariah, berkaitan dengan hibah dan sedekah,” tuturnya.