Yudisium perdana Fakultas Kedokteran UIN Malang (Ist)

INDONESIAONLINE – Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang menggelar yudisium pertama di tahun 2022 bagi 33 mahasiswa dari dua program studi (prodi) di Kampus III UIN Maliki Malang, Desa Sumnersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Sebanyak 33 mahasiswa yang telah mengikuti serangkaian yudisium dan pengucapan janji dokter muda dengan khidmah tersebut terdiri dari 28 mahasiswa dari Program Studi Farmasi dan 5 mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Dokter.

Dekan FKIK UIN Maliki Malang Prof Dr dr Yuyun Yueniwati Prabowowati Wadjib MKes SpRad (K) mengatakan, pada yudisium yang melibatkan 33 mahasiswa dari dua prodi ini hanya dari prodi pendidikan dokter yang juga digelar pengucapan janji dokter muda.

“Kalau yang (prodi) farmasi kita masih menunggu SK dari Dikti (untuk) pendirian Prodi Apoteker, jadi kita belum ada profesinya,” ungkap Yuyun kepada JatimTIMES.com, Jumat (4/2/2022).

Pihaknya menjelaskan, kegiatan yudisium untuk Prodi Pendidikan Dokter sudah kali ketiga. Pasalnya, Prodi Pendidikan Dokter di FKIK UIN Maliki Malang tergolong masih baru yakni untuk angkatan pertama masih di tahun 2016. Sedangkan untuk Prodi Farmasi sudah banyak angkatan yang mengikuti rangkaian yudisium.

Lebih lanjut, terdapat dua hafizah 30 juz yang mengikuti gelaran yudisium dan pengucapan janji dokter muda kali ini. Yuyun mengaku bahwa pihaknya memang baru pertama kali memberi apresiasi terhadap prestasi para mahasiswa di bidang non akademik, khususnya yang fenomenal seperti menjadi hafizah 30 juz.

Baca Juga  Pemkot Batu Gelontorkan Rp 5,9 Miliar Bangun SMPN 7

“Periode ini ada dua yang hafizah 30 juz itu kan fenomenal ya. Nanti di periode berikutnya mungkin ada lagi yang fenomenal lainnya, misalnya berprestasi internasional,” ujar Yuyun.

Pihaknya berharap, kedepan FKIK UIN Maliki Malang dapat berjalan sesuai dengan visi misi FKIK UIN Maliki Malang  yakni mengintegrasikan Islam dengan kedokteran dan kesehatan. Selain itu juga memiliki reputasi bagus di dunia internasional serta menghasilkan tenaga kesehatan yang ulul albab.

“Jadi ulul albab itu ada empat pilar, yaitu kedalaman spiritual, keluasan ilmu, kematangan profesional dan keagungan akhlak,” terang Yuyun.

Sementara itu, dua hafizah yang juga mengikuti rangkaian yudisium pertama di tahun 2022 kali ini berasal dari Prodi Farmasi. Yakni Mutia Tazkya angkatan 2017 berasal dari Kota Palembang, Sumatera Selatan dan Humaira Ramzi angkatan 2018 berasal dari Kabupaten Aceh Barat, Aceh.

Saat diberikan apresiasi dan penghargaan karena sebagai peserta yudisium yang memiliki prestasi non akademik yakni menjadi hafizah 30 juz, Mutia dan Humaira merasa sangat bersyukur serta kaget. Pasalnya, pemberian apresiasi serta penghargaan bagi hafizah 30 juz saat yudisium ini baru kali pertama dilakukan.

Mutia mengaku telah menghafal Al-Qur’an sejak duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada tahun 2013 di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah, Sumatera Selatan. Sedangkan Humaira mengaku sudah mulai menghafal Al-Qur’an sejak duduk di bangku Madrasah Aliyah (MA) Ruhul Islam Anak Bangsa, Kabupaten Aceh Besar pada tahun 2016.

Baca Juga  Mahasiswi Prodi BSA UIN Malang Jadi Runner-up Lomba MC

Kemudian ketika memantau ke Malang, dua perempuan hafizah 30 juz ini juga kembali meneruskan menghafal Al-Qur’an di dua pondok pesantren berbeda. Untuk Mutia melanjutkan ke Pondok Pesantren Tahfiz Nurul Furqan Wetan Pasar Besar Malang, sedangkan untuk Humaira di Pondok Pesantren Tahfiz di kawasan Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Ketika ditanya terkait pembagian waktu antara menghafal Al-Qur’an dengan kuliah di FKIK UIN Maliki Malang, Mutia mengaku bahwa dirinya telah membagi dalam skala prioritas.

“Membagi waktunya ya kita melihat mana yang lebih prioritas. Kalau semisal kuliah lebih prioritas ya saya dulukan kuliah. Jadi saya tidak hanya kuliah saja, saya juga mondok. Jadi itu yang membuat seimbang antara akademik dan non akademik,” ujar Mutia.

Dirinya pun meyakini, bahwa tidak hanya dirinya dan Humaira saja yang menjadi hafizah 30 juz di FKIK UIN Maliki Malang, namun masih banyak lagi para mahasiswa-mahasiswi yang merupakan hafiz dan hafizah.

“Mungkin belum terlihat saja atau belum terdengar saja mungkin dari dosen-dosennya. Harapan saya semoga semakin banyak para penghafal Al-Quran dari Fakultas Kedokteran UIN Maliki Malang,” pungkas Mutia.