JATIMTIMES – Pembelajaran tatap muka (PTM) di Kabupaten Gresik telah siap dilaksanakan 100 persen. Namun, harus mengikuti syarat yang telah ditentukan.

Di antaranya, vaksinasi dosis kedua harus melebihi 80 persen dan capaian vaksinasi lansia di atas 50 persen. 

Kemudian, PTM digelar dengan durasi pembelajaran satu hari hanya 6 jam. Siswa harus membawa bekal sendiri dari rumah, karena kantin tidak diperbolehkan buka.

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani saat meninjau sekolah SMK Negeri dan SMA Negeri 1 Cerme, Selasa (4/1/2022).

Khofifah mengatakan, persiapan PTM 100 persen ini menindaklanjuti Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri tentang panduan pembelajaraan di masa pandemi.

Baca Juga  Pelajar Lumajang Borong Kejuaraan Tari Kreasi Indonesia Berbakat se-Jatim

“Capaian vaksinasi tenaga pendidikan di Gresik sudah terpenuhi,” kata Khofifah saat di SMK Negeri Cerme.

Khofifah menyebut, di Jawa Timur sudah ada 24 Kabupaten/Kota yang sudah memberlakukan PTM 100 persen. Termasuk Gresik.

“Tapi harus mematuhi aturan yang telah ditentukan. Tidak boleh dilanggar,” imbuh mantan Menteri Sosial tersebut.

Dalam PTM 100 persen kali ini bersifat wajib, dibanding dengan tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, sekolah tak bisa memberi sanksi kepada siswa yang tidak masuk kelas, gara-gara orang tuanya tidak memberi izin.

Sementara Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani meminta kepada seluruh tenaga pendidikan dan siswa tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes). 

Menurutnya, kesuksesan dalam pelaksanaan PTM 100 persen pada disiplin menjaga prokes. “Semoga PTM terus berlanjut dan tidak ada kendala,” imbuh Gus Yani.

Baca Juga  Kembangkan Ekonomi Pedesaan, Tim Dosen Unikama Luncurkan Kampungpreneur Bagi UMKM Desa Druju

Salah satu siswa SMK Negeri Cerme, Mulifatul Nurjanah (17), mengaku lebih senang belajar langsung di sekolah. Karena, bisa mencerna langsung pelajaran yang disampaikan oleh gurunya.

“Senang bisa ketemu teman-teman. Tapi kalau belajarnya hanya 6 jam kayaknya masih kurang. Apalagi untuk pelajaran pokok dan praktik,” pungkasnya.



Syaifuddin Anam