INDONESIAONLINE – Pimpinan dan civitas akademika Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) bersama dengan pimpinan dan civitas akademika UIN Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, beserta seluruh pimpinan dan civitas akademika Perguruan Tinggi Keislaman Swasta di lingkungan Kopertais Wilayah IV pun menggelar doa dan tahlil untuk korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan (7/10/2022). Hal itu sebagai wujud keprihatinan atas insiden yang menguras air mata tersebut.

Kegiatan doa bersama itu pun dilakukan secara daring. Dalam kesempatan itu, Rektor UIN Maliki Malang Prof Dr Zainuddin MA menjelaskan, doa bersama yang dilakukan merupakan wujud solidaritas PTKI se-Jawa Timur terhadap korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.

“Makna persaudaraan dan pentingnya solidaritas kepada saudara sebangsa dalam menanggung kedukaan,” -ungkapnya.

Selain menggelar doa bersama, UIN Maliki Malang dan UINSA bersama pimpinan dan civitas akademika Perguruan Tinggi Keislam GTan Swasta di lingkungan Kopertais Wilayah IV bersama menyatakan sikap atas tragedi kanjuruhan.

Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022, bukan hanya tragedi sepak bola. Lebih dari itu, ia adalah tragedi kemanusiaan. Tragedi Kanjuruhan dengan korban jiwa sebanyak 125 orang, 406 orang luka ringan, 30 orang luka sedang, dan 29 orang luka ringan (berdasarkan keterangan Kadiv Humas Polri per 4 Oktober 2022) adalah tragedi yang mengoyak nilai-nilai kemanusiaan semua pihak. Tidak ada satu event sepak bola yang memakan korban dengan jumlah yang begitu fantastis sepanjang sejarah sepak bola tanah air, bahkan dunia.

Baca Juga  Ayo Buruan, UM-PTKIN di UIN Maliki Malang Berakhir 15 Mei 2023

Sekalipun demikian, tragedi dan kesedihan ini tidak akan melemahkan dan memecah belah kita sebagai bangsa. Sepak bola adalah olahraga yang selama ini telah berhasil menyatukan kita sebagai bangsa di tengah dorongan segelintir orang yang hendak memecah belah dengan isu-isu agama, ras, suku, dan golongan.

Ada saat-saat di mana kita berhadapan antara satu dengan yang lain untuk memperoleh kemenangan. Namun, semangat persatuan kita sebagai bangsa pada akhirnya memanggil kita untuk bergandengan tangan saling menguatkan di saat saudara-saudara sebangsa kita sedang dirundung duka dan kemalangan dalam Tragedi tersebut.

Di sini, kami bersama menyatakan:

1. Duka cita yang mendalam kepada korban dan keluarganya, baik yang meninggal  maupun yang luka-luka,  atas tragedi yang menimpa, karena tidak ada sepakbola yang lebih berharga dari nyawa manusia.

Baca Juga  Mayoritas Cumlaude, UIN Malang Wisuda 800 Mahasiswa Periode V 2023

2. Menyerukan kepada semua pihak untuk memperkuat solidaritas dan memberi dukungan dan bantuan terhadap korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.

3. Menyerukan kepada pihak-pihak tertentu untuk tidak memanfaatkan tragedi ini demi kepentingan sempit dan sesaat bagi kelompok tertentu, di mana hal itu merupakan perilaku “mengais keuntungan di atas kesedihan orang lain” yang sungguh nista.

4. Meminta kepada pihak-pihak terkait untuk memperbaiki manajemen sepak bola secara profesional dengan menempatkan sepak bola sebagai bagian dari komitmen membangun persatuan dan martabat bangsa.

5. Memberi kepercayaan dan dukungan kepada Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengusut tuntas tragedi kemanusiaan ini dan mengambil langkah-langkah yang cepat dan tepat dalam rangka tegaknya kebenaran dan keadilan bagi semua pihak.

6. Tragedi ini harus menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Sepak bola atau olah raga apapun harus sportif. Sportivitas merupakan kesadaran yang selalu melekat, bahwa “lawan” bertanding adalah kawan yang diikat dalam persaudaraan keolahragaan. Sportivitas juga merupakan sikap mental yang menunjukkan martabat ksatria seorang olahragawan.