JATIMTIMES – Dalam Konferensi Cabang (Konfercab) ke 15 Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang, Minggu (6/2/2022), yang mengambil tema ‘Memantabkan Peran Nahdlatul Ulama Kota Malang dalam Membangun Kemandirian dan Peradaban Umat’, 13 Pokok pikiran bakal dibahas. 

Ketua Organizing Committee (OC) Konfercab ke-15 PCNU Kota Malang, Khoirul Anwar menjelaskan, ada beberapa kluster program priotas yang dijabarkan lebih detail baik untuk PCNU maupun masing-masing lembaga. Isu seperti penataan kelembagaan, pemanfaatan aset NU, kemandirian hingga kesejahteraan umat menjadi hal yang strategis yang dibahas. 

Lebih detail dijelaskan, jika 13 pokok bahasan tersebut antara lain, memperkuat kemitraan dengan hexahelix atau multipihak yaitu pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, media, dan lembaga keuangan. 

Baca Juga  Viral, Police Line Diterobos Puluhan Warga yang Ingin Lihat TKP Ledakan di Blitar 

“Distribusi kader profesional pada lembaga pemerintah dan non pemerintah. Disusul sekolah kader dan mengorganisir dana sosial berbasis waralaba modern,” kata Khoirul Anwar.

Selanjutnya, adalah pemusatan tata kelola LAZISNU secara integratif. Kemudian membangun sistem keuangan organisasi NU yang profesional dan akuntabel. Lalu ketujuh menggiatkan Lailatul dan Naharotul Ijtima’ untuk konsolidasi organisasi, penguatan faham ahlussunah wal jamaah dan menjawab kebutuhan umat. 

“Termasuk pendampingan program prioritas berbasis bisnis halal (seperti penyembelihan hewan, pembebasan rentenir, dan lain-lain). Optimalisasi pendataan anggota melalui kartu tanda anggota NU berbasis digital (KartaNU online),” ujar pria yang juga Wakil Sekretaris PCNU Kota Malang ini.

Kemudian, meningkatkan target sertifikasi atas aset-aset NU, Yayasan, dan Lembaga. Disusul poin selanjutnya, melembagakan kearsipan aset-aset NU serta revitalisasi mutu dan kualitas standansasi pendidikan pada Ma’arif NU maupun optimalisasi dakwah digital. 

Baca Juga  Istri Bupati Trenggalek Diusir di Acara UMKM Magetan

Khoirul Anwar mengaku, untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya, NU menempatkan pengurus yang sesuai dengan bidangnya untuk menangani. Mewujudkan cita-cita mulia tersebut, perlu memiliki program-program strategis yang memiliki dampak yang luas untuk jamaah khususnya maupun masyarakat pada umumnya.

NU adalah jam’yyah diniyyah (organisasi keagamaan), maka ulama sebagai mata rantai pembawa faham Islam Ahlussunnah wal Jama’ah ditempatkan sebagai pengelola, pengendali, pengawas, dan pembimbing utama jalannya organisasi. 

“Secara umum ada program strategis kelembagaan yang menjadi prioritas dan ada program yang didistribusikan ke berbagai lembaga,” imbuhnya.



Anggara Sudiongko