JATIMTIMES – Sebuah artikel berjudul “Muktamar NU dan Dramaturgi KH Marzuki Mustamar”, memantik respons dari Gawagis Penyelamat Nahdlatul Ulama (GPNU). GPNU merasa keberatan dengan artikel tersebut dengan berbagai alasan, salah satunya karena merusak citra KH Marzuki Mustamar.

“Itu merusak citra ulama kami, KH Marzuki Mustamar, menuduh beliau seorang pemain, dalam hal ini merebut kekuasaan. Ini tidaklah benar,” ungkap KH Fahrurroji Syafi’i SPdI MA P, perwakilan GPNU yang juga Pendiri dan Pengasuh PP. Minhajutthullab, Tanggul, Jember, (18/12/2021).

Sejak awal, lanjut Gus Rozi, begitu ia akrab disapa, GPNU memang mengusung KH Marzuki Mustamar untuk maju. Akan tetapi, KH Marzuki Mustamar tidak berkenan untuk maju menjadi Calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Namun atas desakan dari berbagai pihak, seperti dari Gawagis, Kyai Muda dan para pengasuh pondok pesantren, sosok kyai yang sederhana ini kemudian bersedia menerima amanah maju sebagai Calon Ketua Umum PBNU.

Dari sini, bertolak belakang dengan artikel (Muktamar NU dan Dramaturgi KH Marzuki Mustamar) yang telah diunggah. Menurutnya, tidaklah benar terdapat perebutan kekuasaan. Terlebih lagi, pihaknya sangat menyayangkan adanya kata-kata kartu siapa mati dalam artikel. Hal tersebut ditegaskannya sangat tidak Akhlakul Karimah dalam menilai ulama besar, seorang kyai panutan yang dalam tradisi NU sangat menghormati.

Baca Juga  Konflik Rempang, PBNU: Utamakan Syura, Hindari Koersif

“Karena itu, kami berharap agar artikel yang telah diunggah tersebut, diralat,” beber Alumni PP. Darussalam Sumbersari Kencong, Kepung, Kediri. 

Pihaknya juga begitu keberatan akan prediksi-prediksi yang tak jelas. NU selalu mengedepankan tawadu’ dan juga tawakal. Dari sinilah GPNU selalu getol dan berusaha sesuai koridor sebagai santri berdoa dan istighosah untuk meloloskan KH Marzuki Mustamar sebagai calon Ketua Umum PBNU.

“Ini (artikel) penilaian yang tidak benar dalam koridor santri. Kami keberatan atas artikel itu. Sesegera mungkin untuk diralat dan diklarifikasi. Informasi dan saya sudah klarifikasi kepada beliau (KH Marzuki Mustamar) artikel tersebut tidaklah benar,” paparnya.

Selain itu, Gus Rozi yang juga Ketua Umum Forum Komunikasi Pengasuh Pondok Pesantren Daerah (FKP3D), Kabupaten Jember ini juga membantah adanya pembaiatan dua kandidat dalam Pilkada Jember. 

“Yang dibaiat beliau dan kyai sepuh itu ya hanya H Hendi, kok katanya bermain di dua calon pasangan, itu tidak benar. kami juga hadir saat itu di Kediri, di dalemnya Kyai Anwar Iskandar,” pungkasnya.

Baca Juga  Hanya 5 Menit, Pencuri Kuras Isi Kotak Amal Masjid di Jombang

Sementara itu, dalam artikel berjudul “Muktamar NU dan Dramaturgi KH Marzuki Mustamar”, ditulis jika Kiai Marzuki dan para pendukungnya sengaja berbagi peran secara dramaturgi. Satu sisi mendukung orang lain dan sisi lain didukung untuk maju sendiri. Dituliskan dalam artikel itu, ini merupakan sebuah skenario dengan tujuan menaikkan bargaining position di antara para kandidat calon yang muncul.

Sosok KH Marzuki Mustamar juga dianggap sebagai pemain watak yang lihat memainkan seni panggung baik dipanggung depan maupun belakang panggung. Sosoknya menjadi pemain panggung yang sukses mengelabui tebakan para penonton. Menurut artikel terkait, Ia juga merupakan seorang aktor yang ingin menjadi pemeran utama dalam agenda terbesar Jam’iyyah NU lima tahun sekali.

Dalam artikel juga menyinggung, Kiai Marzuki pada Pilkada Serentak 2020 di berbagai daerah Jatim, memainkan double gardan dengan menggerakkan dua poros roda dengan baiat terhadap dua pasangan calon bupati dan wakil bupati. 



Anggara Sudiongko