INDONESIAONLINE – BMKG Stasiun Klimatologi Malang mengimbau masyarakat agar menjauhi kawasan yang rawan bencana, seperti pohon besar, tebing, dan sungai. Hal itu karena pihaknya memprediksi cuaca ekstrem bakal berlangsung hingga Februari 2022 mendatang.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Malang Linda Fitrotul menyebut, pada kurun waktu ini merupakan puncak musim hujan. Sehingga kerap dijumpai hujan yang turun biasanya juga disertai es.

“Perkiraan kondisi ini akan kembali melandai pada akhir Maret 2022 mendatang. Jadi kami berharap masyarakat lebih behati-hati. Karena pada masa ini fenomena bencana hidrometerologi seperti hujan lebat, petir, hujan es, puting beliung, angin kencang akan rawan terjadi,” ungkap Linda melalui sambungan telepon, Rabu (19/1/2022).

Penyebab cuaca ekstrem ini diakui dipicu oleh peningkatan aktifitas dinamika atmosfer seperti ITCZ (intertropical convergance zone), yakni pertemuan dua massa udara di sekitar kawasan tropis dari utara dan selatan bumi.

“Dinamika ini menyebabkan massa udara naik dan membentuk awan konvektif yang berpotensi mengakibatkan hujan yang disertai petir dan angin kencang,” tutur Linda.

Baca Juga  Saat Agama Dijadikan Guyonan Politik, Ini Kata Menag RI

“Selain itu, juga ada fenomena lain yang mendukung seperti gelombang kelvin dan rossby equatorial, diperkuat juga adanya pengaruh labilitas udara dalam skala lokal,” sambung Linda.

Terbaru, pada Senin (19/1/2022) kemarin sebanyak 78 rumah dan fasilitas umum terdiri dari 7 desa di kawasan Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang mengalami kerusakan akibat tersapu angin kencang beserta hujan lebat. Tak ayal kerugian materiil ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.

Sebagai upaya antisipasi bencana-bencana berikutnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, agar risiko adanya korban jiwa dapat diminimalisir apabila sewaktu-waktu terjadi bencana kembali.

“Yang paling penting pada masa musim hujan ini, masyarakat diimbau untuk menjauhi kawasan-kawasan rawan bencana, seperti pohon besar, tebing, dan sungai,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono Irawan melalui pesan singkat, Rabu (19/1/2022).

Baca Juga  Respon Cepat Erupsi Semeru, Bupati Blitar Kirimkan Bantuan Logistik dan Personel

Dalam hal ini, BPBD Kabupaten Malang telah memetakan beberapa wilayah di Kabupaten Malang yang masuk kategori rawan bencana. Terutama untuk kawasan rawan banjir, tanah longsor, dan angin kencang atau puting beliung diantaranya berpotensi terjadi di wilayah Karangploso, Dau, Singosari, Lawang.

Kemudian untuk wilayah rawan banjir dan angin kencang yakni berada di Kecamatan Pakis, Poncokusumo. Lalu untuk wilayah rawan banjir bandang dan Longsor yaitu di kawasan Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Ampelgading, Tirtoyudo, Dampit, Sumbermanjing Wetan, Wagir.

Sebagai langkah kesiapsiagaan apabila sewaktu-waktu terjadi bencana, BPBD Kabupaten Malang saat ini membentuk tim Satgas Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi yang tersebar di 4 titik pos lapang.

“Keempat titik itu berlokasi di Kecamatan Ngantang, Kecamatan Tumpang, dan Kecamatan Tirtoyudo,” jelas Sadono.



Hendra Saputra