JATIMTIMES – Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) mengelar kuliah umum dengan menghadirkan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea dan Cukai (Kanwil DJBC) Jawa Timur II. Kuliah umum tersebut terasa istimewa. Sebab, baru pertama kalinya Unikama menghadirkan DJBC untuk memberikan kuliah umum. 

Rektor Unikama, Dr Pieter Sahertian MSi, menjelaskan jika materi bea cukai memang sengaja dihadirkan di Unikama. 
Sebab, terdapat hal penting yang perlu diketahui oleh civitas akademika, khususnya oleh para dosen.

Dalam hal ini, perlu untuk memahami tentang aturan kepabeanan manakala melakukan impor barang-barang yang terkait dengan kebutuhan penelitian dari luar negeri. 

“Karena ketika para peneliti ini sudah diberikan kewenangan untuk pengadaan barang, membeli barang-barang yang terkait dengan kebutuhan penelitian, tentunya harus memahami aturannya,” jelasnya.

Baca Juga  Buntut Offroad Motor Trail Rusak Edelweis Rawa di Ranca Upas, Perhutani Lakukan Penanaman Kembali 

Meskipun dikatakan Pieter jika level peneliti di Unikama masih belum sampai pada pengadaan barang impor dari luar negeri, pengetahuan terkait bea dan cukai ini tetap penting untuk para dosen. 

1

“Tidak menutup kemungkinan ke depan peluang untuk kita sebagai peneliti untuk mengadakan atau membeli barang-barang yang tak ada di Indonesia, tentunya akan mengimpor dari luar,” tuturnya.

Disamping itu, ini juga merupakan dalam kaitan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dimana harus mengembangkan kerjasama dengan Bea Cukai. Perguruan Tinggi, baik dosen atau mahasiswa harus keluar untuk menjalin kerjasama dalam upaya meningkatkan kapasitas mereka.

“Mungkin memerlukan keilmuan yang perlu diperkuat dengan kenyataan di lapangan,” jelasnya.

2

Sementara itu, Kanwil DJBC Jawa Timur II, Oentarto Wibowo, dalam paparannya menjelaskan perihal materi kepabeanan hingga tugas pokok dan fungsi dari DJBC secara detail.

Baca Juga  Dewan Kabupaten Malang Tuding Data Dinas soal Sapi Mati akibat PMK tidak Akurat

Selain itu, pihaknya juga menyampaikan potensi kerjasama yang bisa dilakukan dalam rangka MBKM. Kerjasama itu, dijelaskannya, mulai dari magang, Praktik Kerja Lapangan (PKL) hingga penelitian.

“Kemudian bisa juga terkait sahabat bea cukai, yakni Customs goes to campus. Kami kesini dan sebaliknya dari kampus bisa datang ke tempat kami. Any time bisa datang ke kantor kami,” jelasnya.

Selain itu, kampus juga bisa berperan dalam membuka klinik kepabeanan dan cukai. Di sini menyediakan sunny tempat pelayanan terpadu satu pintu, serta juga bisa membuka kelas expor, impor dan cukai.

“Dengan pengetahuan kepabeanan kampus bisa menjadi duta informasi kepada masyarakat juga,” pungkasnya.



Anggara Sudiongko