JATIMTIMES – Polri berencana untuk melakukan pemetaan masjid guna mencegah penyebaran paham terorisme yang belakangan ini marak terjadi. terkait rencana tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengakui jika pihaknya diajak bekerja sama oleh pihak kepolisian.

Sekretaris Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET) MUI, Wachid Ridwan mengaku bahwa kepolisian turut menggandeng MUI dalam rencana ini. 

“Itu kerja sama dengan MUI dalam pencegahan ancaman tindak kekerasan terorisme,” kata Wachid.

Wachid menilai upaya pemetaan masjid yang akan dilakukan Polri ini adalah bentuk pendekatan humanis atau soft approach untuk mencegah penyebaran paham radikalisme dan terorisme.

“Jadi mapping dalam konteks yang disampaikan Pak Umar Effendi kemarin sebagai pendekatan lunak [soft approach],” ujar Wachid. 

Baca Juga  Penyebaran Virus PMK di Lumajang Masuk Zona Merah, Lumajang Terapkan Lockdown

Ia bercerita bahwa penegak hukum sempat membeberkan banyak tersangka teroris yang memiliki afiliasi dengan masjid tertentu. Sayangnya, Wachid tidak membeberkan masjid mana saja yang dimaksudkan.

Ia hanya mengatakan masjid-masjid itu memiliki pelbagai kajian agama yang terindikasi ‘keras’ selama ini.

“Seperti Densus 88 dalam pemeriksaan para tersangka teroris banyak menyatakan mereka berafiliasi dengan masjid-masjid tertentu yang kajiannya terindikasi keras,” kata Wachid. 

Seperti diketahui, sebelumnya Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen Keamanan Mabes Polri, Brigjen Umar Effendi berencana melakukan pemetakan masjid-masjid untuk mencegah penyebaran paham terorisme.

Kendati demikian, Umar belum merinci masjid mana saja yang masuk dalam pemetaan tersebut. Serupa dengan Wachid, Umar hanya mengatakan ada masjid yang cenderung ‘keras’.

Baca Juga  Tanggapi Adanya Impor Kereta Bekas, Andre Rosiade Minta Erick Evaluasi KAI

“Masjid warnanya macam-macam ada yang hijau, ada yang keras, ada yang semi keras dan sebagainya. Ini jadi perhatian kita semua,” kata Umar.



Desi Kris