INDONESIAONLINE – Puluhan para pedagang di lingkungan pasar Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan, terus meminta pertanggung jawaban Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan terkait relokasi pasar, hingga rencana pemindahan pedagang pasar bini’ ke sisi utara. 

Kali ini, puluhan pedagang baik dari pasar sisi selatan yang dikenal dengan sebutan pasar Bini’ (pasar perempuan) maupun pasar sisi utara atau pasar lake’ (pasar pria) berbondong-bondong memenuhi panggilan legislatif. Merek dipertemukan dengan pejabat Dinas Perdagangan di ruang banggar DPRD Bangkalan. 

Dijelaskan oleh Rosid salah satu pedagang pasar Tanah Merah, dia menagih janji pemerintah untuk mengembalikan lagi pedagang pasar lake’ ke tempat semula (pasar sisi utara) yang baru dibangun melalui bantuan keuangan (BK) Provinsi Jawa Timur. 

Dia juga menyinggung, soal apa yang menjadi alasan pemerintah yang ingin memindahkan pedagang pasar bini’ ke sisi utara, padahal pedagang bini’ sudah nyaman di tempat yang sudah ditempati saat ini. 

“Seharusnya pemerintah itu tidak usah sibuk-sibuk dengan pasar bini’, fokus saja untuk menertibkan segera semua pedagang pasar yang mencar-mencar ke mana-mana, salah satunya di amperan depan masjid dan di jalan polsek dan kecamatan,” ujar Rosid, di depan para pejabat legislatif maupun Disdag, Senin (1/8/2022). 

Baca Juga  KH Isyroqunnajah Kembali Terpilih sebagai Ketua PCNU Kota Malang

Menurutnya, saat ini pemerintah khsusnya Disdag Bangkalan, telah memisahkan pasar lake’ dan bini’ yang sudah terjalin sejak tahun 70an itu. “Makanya, kami minta agar pasar lake’ yang janjinya hanya relokasi sementara ini segera dikembalikan, agar pasar kembali ramai dan pedagang tidak mencar kemana-mana,” tegas dia. 

Usai mendengar keluhan dari sejumlah pedagang, Ketua Komisi B DPRD Bangkalan Rokib nampak kebingungan ketika ditanya soal solusi atas permasalahan di pasar Tanah Merah. Bahkan pihaknya tidak bisa memberikan kesimpulan karena pedagang yang ada di selatan jalan enggan saat ingin dipipindahkan ke pasar sisi utara. 

Rokib menduga tidak maunya para pedagang berpindah ke utara lantaran bangunan pasar yang baru tidak bisa menampung  ratusan pedagang yang ada disana. “Pasar yang  ada di selatan jalan itu kan niatnya mau di jadikan lahan parkir,  supaya meminimalisir kemacetan, sementara pasar yang baru tidak bisa menampung karrna overload,” ujarnya. 

Baca Juga  Sesuai Usulan, Sebanyak 15 WBP Lapas Perempuan Kelas IIA Malang Dapat Remisi di Hari Natal

Saat ini Rokib mengaku, jika ingin mengurai permasalahan di pasar Tanah Merah itu, perlu melibatkan jajaran Forkopimda, agar persoalan tidak tidak mudah ditunggangi oleh kelompok-kelompok lain. 

Setelah ini, ia berencana akan mengagendakan pertemuan lain dengan para pedagang untuk mengurai carut marut pasar Tanah Merah tersebut. “Jika tidak diadakan rapat dengan forkopimda dan pedagang pasar khawatir permasalahan yang ada disana semakin keruh,” lanjutnya. 

Menanggapi Hal Itu, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag)  Bangkalan Roosly Haryono mengaku, tidak bisa memberi tanggapan terkait audiensi itu, bahkan dia mengelak bahwa keputusannya nanti akan di putuskan di Pemerintah Daerah (Pemda). 

Selain itu dia mengaku, bahwa permasalahan di pasar tanah merah tidak kunjung selesai, bahkan kata dia, hingga saat ini para pedagang enggan untuk berpindah ke bangunan yang baru, mereka mau bertahan di pasar yang berada di selatan jalan. “Pedagang yang di selatan jalan tidak mau pindah, terus pasar yang dibangun itu mau ditempati pasar hewan kita kan bingung,” kata dia.