INDONESIAONLINE – Beredar surat tanggapan dan nota keberatan dari PCNU Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Kabupaten Malang kepada Bupati Malang HM Sanusi terkait keberatan masyarakat dengan adanya rencana pembangunan pondok pesantren (ponpes) Ahsana yang diasuh oleh Sugik Nur di Desa Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Surat dengan nomor 56/PC/RMI-NU/A1/IX/2021 itu memiliki dua pernyataan. Dan pernyataan tersebut juga diharap agar direspon oleh Bupati Malang HM Sanusi sebagai orang nomor 1 di Kabupaten Malang.

Dua pernyataan tersebut isinya antara lain :

Baca Juga : Heboh Ceramah Habib Bahar Tantang Orang yang Khianati Rizieq Shihab, Habib Zein Assegaf: Siapa Anda, Sok Preman 

 

1. Mendukung sepenuhnya kepada masyarakat khususnya para pengasuh pondok pesantren se-Kecamatan Singosari yang keberatan atas didirikannya Pondok Pesantren Ahsana yang diasuh oleh Sugik Nur dengan pertimbangan utama demi menjaga stabilitas dan kedamaian masyarakat Singosari yang mayoritas berhaluan
ahlus sunnah ala jam’iyah Nahdlatul Ulama.
2. Memohon dengan sangat kepada Bapak Bupati Malang untuk menindaklanjuti nota keberatan tersebut dengan melakukan mediasi agar pendirian Pondok Pesantren Ahsana yang diasuh oleh Sugik Nur di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang yang telah nyata meresahkan masyarakat dan khususnya para pengasuh pondok pesantren di Kecamatan Singosari bisa dilarang dan digagalkan keberadaanya.

Media ini pun tertarik untuk mengetahui polemik yang terjadi di Desa Klampok tersebut dengan mendatangi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Singosari. Namun sayangnya, pimpinan MWC NU tidak berada di tempat sehingga salah satu staf mengarahkan untuk menemui Gus Achmad Noer Junaidi sebagai Wakil Ketua.

Saat ditemui media ini, Gus Jun (sapaan Achmad Noer Junaidi) angkat bicara terkait keberatan yang diajukan beberapa masyarakat tersebut. Bahkan, dia membenarkan adanya aduan dari masyarakat Desa Klampok yang keberatan atas rencana pembangunan ponpes itu.

“Yang beredar itu mengatasnamakan RMI saya tidak menyalahkan, mungkin ada sebagian masyarakat mengadukan ke RMI dan itu tidak salah alamat. Karena yang dibangun itu ma’had atau pondok dan RMI aliansi pondok, jadi tidak salah,” kata Gus Jun, Rabu (1/12/2021)

Baca Juga  Angkot Gratis Pelajar Kota Batu Segera Uji Coba, Organda Siapkan 42 Kendaraan

Gus Jun pun menuturkan, bahwa salah satu alasan warga sekitar keberatan dengan pembangunan pondok itu karena sang pendiri, adalah Gus Sugik Nur. Karena ia menilai, ajaran Gus Sugik Nur sendiri nantinya ditakutkan memiliki ajaran yang bersebrangan dengan Ponpes yang sudah ada di Singosari khususnya.

“Gus Sugik notabene itu pernah dalam tanda kutip ‘mengejek’ kiai-kiai di Singosari khususnya NU-nya,” ujar Gus Jun.

Seperti diketahui, Gus Sugik Nur sendiri sempat menghina NU di salah satu video YouTube. Atas peristiwa itu, dia pun dipolisikan akibat ujarannya itu.

Bahkan, hingga kini belum ada komunikasi secara formal dengan Gus Sugik Nur atas rencana pendirian ponpes itu. Hanya saja Gus Jun telah mengetahui adanya aduan dari masyarakat.

Namun, secara informal yakni melalui sambungan telpon, Gus Jun menuturkan, Gus Nur sempat menghubunginya terkait rencana penolakan ponpes yang akan dibangun itu.

“Secara pribadi melalui telpon saya bilang, sebentar Gus (Sugik Nur) akan kami koordinasikan dengan atasan kami dulu dan masyarakat yang mengadukan ke kami, kalau bisa jangan gegabah dulu,” papar Gus Jun menirukan penuturan Gus Sugik Nur.

Gus Jun melanjutkan, nantinya Ponpes itu akan dibangun dengan konsep biaya gratis bagi santri yang ingin belajar di sana. “Dan bahkan katanya mau mengembangkan ekonomi warga sekitar,” tambah Gus Jun.

Selain, karena permasalahan sosok Gus Sugik Nur, Gus Jun juga mengatakan, lahan yang akan dibangunkan ponpes itu juga masih ada masalah.

“Jadi dengar-dengar, tanahnya masih sengketa saya dengar dari masyarakat sana. Dan dari hasil rapat kemarin dengan ranting memang ada masalah itu tanahnya itu belum terbeli total oleh pengembang (perumahan),” imbuh Gus Jun.

Baca Juga : Dua Negara Ini Lagu Kebangsaan dan Mars Militernya Diciptakan Musisi Indonesia Asli 

 

Gus Jun melanjutkan, nantinya pihaknya akan ada mediasi dengan Gus Sugik Nur secara formal. Rencananya, akan ada pemanggilan Gus Suguk Nur untuk berkomunikasi dengan warga yang keberatan dengan pembangunan ponpes itu.

Baca Juga  Pasca-Kebakaran Pasar Bululawang, 35 Pedagang Bakal Direlokasi, Kerugian Ditaksir Rp 3 M Lebih

“Kalau NU itu intinya tidak ada dendam, kami cuma memediasi nantinya dari warga sekitar yang menolak dengan Gus Sugik Nur. Dan sudah bilang Gus Sugik Nur ke saya, bahwa siap dipanggil,” papar Gus Jun.

Usai berbincang dengan Gus Jun, media ini mencoba menggali lebih dalam kepada Kepala Desa Klampok untuk mengetahui polemik tersebut. Sayangnya, kepala desa saat itu tidak ada di tempat.

Tak ingin kehilangan momen, media ini kemudian bertanya kepada warga sekitar Desa Klampok untuk mengetahui keberadaan tanah yang rencananya akan dibangun ponpes tersebut.

Salah satu warga Desa Klampok yang enggan disebutkan namanya menuturkan bahwa memang ada polemik pada tanah yang akan dibangun ponpes itu. Bahkan, mayoritas warga Desa Klampok juga telah mendengar kabar tersebut.

“Jadi dengar-dengar pengembang itu sudah membeli tanahnya tapi belum membayar total ke para petani sana,” ujar warga laki-laki Desa Klampok yang mewanti-wanti namanya tidak ditulis dalam berita itu.

Setelah mengetahui lokasi tanah tersebut, media ini langsung bergegas untuk mencarinya. Pertanda lokasi tanah yang akan dibangun desa tersebut cukup jauh dari jalan raya Singosari.

Bahkan untuk masuk ke lokasinya, media ini harus melewati perkebunan yang hanya diisi beberapa rumah warga.

Lokasi yang rencananya akan dibangun ponpes milik Gus Sugik Nur (foto: Hendra Saputra/JatimTIMES)

Usai menemukan, memang terlihat ada pembangunan perumahan pada lokasi tersebut. Terlihat ada beberapa orang yang sedang mengerjakan bangunan rumah yang hanya ada 6 unit tersebut.

Turun dari sepeda motor, media ini disambut oleh lelaki paruh baya yang mengaku bernama Sumarto dan bertindak sebagai mandor disana. Bahkan Pak To (sapaannya) membenarkan ada rencana Gus Sugik Nur untuk membangun ponpes di sana.

“Itu di bawahnya perumahan ini ada sekitar 2000 meter persegi yang rencananya dibangun. Itu masih kawasan perumahan. Lokasinya yang milih Gus Sugik Nur sendiri,” kata Pak To.

Pantauan media ini, lahan kurang lebih 2000 meter persegi itu pun terlihat masih berupa tanah dan belum ada pengerjaan di sana.



Hendra Saputra