Polisi Usut Puluhan Kasus yang Terjadi dalam Jambore Pramuka Dunia di Korsel

Suasana Jambore Pramuka Dunia di Korsel.

INDONESIAONLINE – Jambore Pramuka Dunia atau World Scout Jamboree 2023 di Korea Selatan (Korsel) telah berakhir sejak 12 Agustus 2023. Namun, pihak kepolisian Korea Selatan disebut tengah melakukan penyelidikan terkait masalah yang terjadi sebelum dan selama pelaksanaan jambore.

Melansir laporan Naver, pemerintah mulai melakukan investigasi kasus Jambore di Korsel, yang setidaknya ada 18 Kasus. Di antaranya, 4 kasus pelecehan seksual, 1 kasus pemerkosaan, 3 kasus masuk bangunan tanpa izin dan 5 kasus pencurian.

Masing-masing terdapat satu kasus cedera karena kelalaian, tindakan cabul, pelanggaran Undang-Undang Kesejahteraan Anak, pelanggaran Undang-Undang Perawatan Medis Darurat, dan kelalaian tugas. Kasus-kasus tersebut bahkan termasuk kasus dimana pramuka peserta Jambore menjadi korban.

Kasus pemerkosaan tersebut disebut-sebut termasuk kasus di mana anggota Jambore lainnya yang menyaksikan seorang perempuan anggota Jambore tidur tanpa busana mengira itu adalah pelecehan seksual dan melaporkannya ke polisi. Karena agen wanita tersebut menyatakan bahwa dia tidak mengalami pelecehan seksual, polisi berencana untuk menutup kasus tersebut setelah memeriksa faktanya dengan cermat.

Selain itu, seorang pemimpin laki-laki Thailand yang menimbulkan kontroversi dengan memasuki kamar mandi perempuan di perkemahan Saemangeum pada tanggal 2 dikirim untuk membahas pelanggaran. Pada tanggal 13, sebuah insiden terjadi di Gwangju dimana pemilik sebuah penginapan memasuki kamar seorang wanita Jerman berusia 20-an.

Pada tanggal 9, 3 anggota kru remaja tertangkap mengambil kebutuhan sehari-hari tanpa membayar di sebuah toko serba ada di Jeonju. Sementara beberapa pengaduan lain juga sedang diselidiki.

Pada tanggal 16, Menteri Kesetaraan Gender dan Keluarga, Kim Hyeon-sook, dituduh melalaikan tugas oleh Komite Penanggulangan Mata Pencaharian Masyarakat kelompok sipil, mengatakan bahwa dia tidak memenuhi tugasnya sebagai penanggung jawab pengelolaan Jambore. Kasus ini diserahkan ke Kantor Polisi Yeongdeungpo di Seoul.

Seorang warga menuding penanggung jawab tersebut melanggar UU Pelayanan Medis Darurat melalui Sinmungo Rakyat. karena barang bawaan anggota Jambore dipindahkan dengan ambulans dalam proses evakuasi dari akomodasi.

Sementara itu, dalam jumpa pers di hari yang sama, polisi mengungkapkan bahwa mereka telah diminta mengusut 35 kasus oleh Badan Pemeriksa dan Inspeksi sehubungan dengan penyimpangan penerimaan subsidi pemerintah, dan telah memulai penyelidikan (investigasi internal) atau investigasi sebelum dipesan oleh kantor polisi provinsi dan provinsi setempat.

Akibat tindakan keras khusus ini, polisi menangkap total 126 kasus dan 339 orang (2 ditangkap) di seluruh negeri sejak bulan Juni tahun ini. Termasuk kasus dalam penyidikan internal, yakni dugaan korupsi, kolusi dan nepotisme pada persiapan Jambore. Jadi totalnya ada 367 kasus dan ada 1094 orang ditangkap

Polisi menduga kerugian negara dalam persiapan kasus Jambore adalah senilai 8.78 Milliar won (sekitar 100 Milliar Rupiah). Polisi juga telah menyita uang senilai 1.15 Milliar Won (13 Milliar Rupiah) sebagai barang bukti.

Selain itu, naver juga melaporkan tidak profesionalnya panitia juga diinvestigasi. Karena struktur organisasi panitia Jambore berat ke atas (lebih banyak petinggi daripada pelaksana).

Yakni ada 28 ketua divisi (19 dari PNS, 9 dari masyarakat). Sementara dugaan nepotisme muncul karena 9 dari 19 (47.4%) adalah PNS Provinsi Jeonbuk.

Sedangkan struktur panitia Jambore beerjumlah 115 Orang. Dimana 34 orang merupakan petinggi yang merupakan posisi manajerial & eksekutif. Sisanya 80 irang juga dibagi-bagi menjadi berbagai divisi dan hanya sedikit pihak panitia yang akhirnya berada di lapangan dan melaksanakan persiapan sebagai panitia.

Sebelumnya diberitakan, Jambore Pramuka di Korsel tersebut mengalami banyak masalah. Terutama panitia yang kurang sigap dalam menghadapi cuaca panas ekstrim yang tengah terjadi di Korea Selatan.

Sehingga pada Rabu (2/8/2023) lebih dari 800 peserta pramuka dilarikan ke rumah sakit karena cuaca panas ekstrim. Bahkan pada Rabu (2/8/2023) malam acara sempat dihentikan.

Selain cuaca ekstrim, kondisi lapangan juga disebut digenangi oleh air, lantaran kawasan usai terkena banjir. Dan disebutkan jika fasilitas kurang memadai, sehingga banyak peserta yang mencari penginapan di sekitar area Jambore.

jambore pramuka duniakasus jambore pramuka duniaKorea Selatan