INDONESIAONLINE – Nama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa belakangan ini masuk dalam bursa Capres 2024. Bahkan Partai NasDem telah mengumumkan nama Andika Perkasa sebagai salah satu bursa capres yang akan diusung. 

Selain Andika Perkasa, NasDem juga mengusung 2 nama lain yatiu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Terkait hal itu, Pengamat Pertahanan dan Keamanan dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Robi Sugara menilai ada perbedaan terkait kinerja Andika Perkasa.

Kinerja Andika sebagai panglima TNI dinilai terpengaruh kepentingan politik sejak dia diumumkan sebagai salah satu bakal calon presiden 2024 yang akan diusung oleh Partai Nasdem.

Robi menyebut ada dua alasan kinerja Andika sebagai Panglima TNI berpotensi ganda dengan kepentingan politik pribadinya. Pertama yaitu pengumuman akhir pengusungan calon presiden secara definitif dari NasDem kemungkinan akhir tahun ini.

Baca Juga  Solidaritas Nelayan Indonesia Minta Prabowo Joget, Ini Kata Capres Nomor 2

“Andika dengan jabatan yang dipimpinnya akan memanfaatkan power tersebut untuk mempengaruhi NasDem mengusungnya, sebab secara personal Andika seperti membiarkan usulan dari NasDem tersebut dan ini berpotensi abuse of power,” ungkap Robi. 

Robi lantas membandingkan beda sikap antara Andika dengan Panglima TNI 2015-2017 Gatot Nurmantyo. Kala itu, Gatot secara tegas saat menjabat sebagai panglima mengatakan dirinya tidak akan mencalonkan atau tidak bersedia dicalonkan sebagai presiden selagi dirinya menjabat sebagai Panglima TNI.

“Jadi pilihan buat Andika ada dua yaitu mengundurkan diri atau dirinya mengatakan bahwa dirinya tidak bersedia dicalonkan,” saran Robi.

Kemudian alasan kedua yaitu, ketika tidak ada sikap yang jelas dari Andika, maka pekerjaannya sebagai Panglima TNI berpotensi menjadi tidak profesional.

Baca Juga  PKS Yakin Demokrat Tak Akan Keluar dari Koalisi Perubahan

“Sebab apapun yang akan dilakukannya saat ini pasti sarat ditunggangi dengan pencitraan dirinya untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas,” ucap Robi.

Secara regulasi, Robi mengatakan bahwa tidak ada yang dilanggar Andika dalam tindakannya ini. Namun secara etika ini bisa menciderai profesionalitas TNI di kemudian hari.