INDONESIAONLINE – Menjalani hidup mewah  dan bergelimang harta dari keluarga mungkin menjadi impian semua orang. Namun hal itu nampaknya bukan menjadi prioritas Lucy Agnes.

Lucy Agnes yang merupakan anak tunggal sekaligus putri dari pasangan Paul dan Cecilia Darmoko, konglomerat Indonesia ini memilih hidup sederhana. Paul dan Cecilia termasuk keluarga Hartono bersaudara dari garis keturunan ibunya yang merupakan saudara sepupu Bos Djarum, Robert Budi Hartono.

Orang tuanya sendiri adalah pemilik restoran Ayam Bulungan. Dengan hubungan saudara tersebut, rasanya sangat mudah bagi Lucy untuk hidup bermewahan.

Tetapi hal itu justru dihindari oleh Lucy. Mengapa? 

Lucy Agnes saat ini merupakan seorang biarawati. Dibandingkan bekerja atau melanjutkan usaha keluarganya, Lucy  memilih menjadi biarawati.

Baca Juga  Kisah Sukses Anggota DPRD Blitar Entaskan Kemiskinan Melalui Bisnis Tusuk Sate dan Kerajinan Bedug

Biarawati merupakan seorang perempuan yang secara sukarela meninggalkan kehidupan duniawi dan memfokuskan hidupnya untuk kehidupan agama di suatu biara atau tempat ibadah. Umumnya biarawati memeluk agama Katolik di Indonesia.

Tugas biarawati sendiri ada berbagai macam, mulai melayani sesama yang kurang dari sisi materiil, melayani Liturgi Gereja hingga memberitakan Firman Tuhan.

Bagi Lucy, keputusan menjadi seorang biarawati tertanam saat dirinya pergi ke Hong Kong. Kala itu, hatinya tergerak untuk menolong dan melayani sesama yang tidak memiliki tempat tinggal tetap dan layak.

Menjadi seorang biarawati artinya ia harus siap ditugaskan di berbagai wilayah oleh Gereja. Wanita yang memiliki nama asli Maria Donna Dewiyanti Darmoko itu, saat ini tengah berada di salah satu negara termiskin di dunia yakni Timur Leste. 

Baca Juga  Kiprah Ainun Najib di Dunia Teknologi, Tokoh Muda NU yang Diminta Jokowi Pulang ke RI

Tak disangka, Lucy ternyata memiliki pendidikan tinggi. Ia diketahui menjalani pendidikan kuliah S2 di Amerika Serikat. 

Lucy juga dikenal sebagai sosok yang memiliki jiwa kemanusiaan tinggi. Menurut teman-temannya selama di Perguruan Tinggi, Lucy sangat setia menjalankan kemanusiaan untuk kemiskinan dan menikmati kehidupannya.

Di Kalkuta, India, ia bahkan pernah menjadi sekretaris pimpinan kongregasi Misionaris Claris. Konon Lucy paling sedia jika harus mendampingi orang-orang yang sekarat.

Ia juga tanpa ragu dengan sabar dan kasih untuk mencabuti belatung-belatung dari luka-luka membusuk di tubuh dan kepala pasien.



Desi Kris