JATIMTIMES – Sepenggal kisah mengharukan dari seorang perempuan bernama Nur Miftahul Jannah (39). Perempuan yang bertempat tinggal di Jalan Muharto Gang 5, Nomor 36, RT 03/RW 10, Kelurahan Kotalama, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang ini patut menjadi perhatian dan renungan bersama.

Miftah menceritakan kisahnya yang sejak kecil kurang mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Hal itu dikarenakan, kedua orang tuanya memutuskan bercerai dan kurang memberikan perhatian kepada Miftah.

Dengan perasaan sedih dan belajar dari pengalaman yang dialaminya, Miftah yang sudah dewasa kemudian menaruh rasa empati kepada anak-anak yang senasib dengan dirinya. Yakni kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua hingga anak-anak terlantar yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya.

Akhirnya pada tahun 2010 Miftah mulai merintis dan membuat panti asuhan. Kemudian mulai tahun 2012, Miftah mulai menampung anak-anak yang terlantar, hingga kemudian pada tahun 2014 Miftah secara resmi membuat Yayasan Peduli Kasih Kisah Nyata dan Jeritan Hati (KNDJH).

Nama “Kisah Nyata dan Jeritan Hati” itu disematkan oleh Miftah untuk nama yayasan diambil dari buku yang pernah ia tulis. Buku tersebut ditulis oleh Miftah ketika masih menjadi seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri.

“Saya menjadi TKW untuk menafkahi ibu saya yang kondisinya juga sedang sakit, tapi waktu pulang ke Indonesia, ibu saya sudah meninggal dunia dan suami saya menikah lagi dengan wanita lain,” ujar Miftah kepada JatimTIMES.com.

Saat bersama mantan suaminya terdahulu, Miftah mengatakan bahwa dirinya masih belum dikaruniai seorang anak. Terlebih lagi, Miftah merupakan anak tunggal atau tidak memiliki saudara kandung.

Alhasil Miftah bingung ketika ingin berkeluh kesah atau bercerita tentang apa yang dirasakan. Dari pengalaman pribadi tersebut, Miftah pun menuliskan sebuah buku yang diberi judul “Kisah Nyata dan Jeritan Hati”.

Baca Juga  Daftar Tokoh Teknologi Indonesia yang Mendunia

“Saya selalu berdoa kepada Allah dan mana saja yang di ijabahi, apakah saya akan dikaruniai anak sendiri atau saya dipercaya merawat anak-anak yang membutuhkan,” tutur Miftah.

Akhirnya sejak 2012 dirintis hingga 2022, dirinya bersama Yayasan Peduli Kasih KNDJH telah merawat sebanyak 67 anak dari berbagai usia. Mulai dari usia 0 tahun hingga usia 16 tahun atau kelas dua SMA sederajat.

Sebanyak 67 anak tersebut merupakan anak-anak yang kurang kasih sayang dari orang tua, ada yang merupakan hasil hubungan gelap antara pasangan, hingga anak yang mengalami sakit parah dan orang tua si anak tidak ingin merawatnya lagi.

“Ini bukan dari Kota Malang saja ya mas, ada yang dari Bali, Kalimantan, Lampung, Solo, Jogja dan lain-lain. Paling jauh dari Bali, itu anaknya sakit parah (hidrosefalus) dan orang tuanya tidak mau merawat, akhirnya kita rawat disini,” terang Miftah.

Ada juga seorang anak perempuan berusia balita yang merupakan korban dari kekerasan fisik orang tuanya. Hal itu membuat anak tersebut mengalami trauma. Sehingga ketika melihat seorang perempuan yang sekilas mirip ibunya, anak tersebut merasa takut.

Miftah pun berusaha keras agar anak-anak yang ditampung di Yayasan Peduli Kasih KNDJH Malang maupun cabang yang berada di Lampung tidak kekurangan kasih sayang orang tua.

Selain kasih sayang, Miftah bersama timnya juga berusaha memenuhi kebutuhan pendidikan hingga kesehatan anak-anak yang ditampung. Pada Kartu Keluarga (KK) Miftah tersemat 36 nama anak yang ditampung di Yayasan Peduli Kasih KNDJH. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan Nomor Induk Kependudukan (NIK) anak-anak tersebut.

“KK saya sampai ada empat lembar. Saya berharap agar mereka tidak merasa kesepian dan sedih, kalau ada apa-apa mereka tahu larinya ke siapa, ya pasti cari saya,” tutur Miftah.

Baca Juga  Viktor Laiskodat Dikabarkan Lepaskan Jabatan Gubernur NTT untuk Maju ke Senayan

Lalu untuk sisanya sebanyak 31 anak, masih memiliki NIK sebelumnya bersama kedua orang tuanya. Karena anak-anak yang berada di Yayasan Peduli Kasih KNDJH juga ada yang anak yatim piatu.

Untuk merawat anak-anak khususnya yang masih berusia di bawah lima tahun, Miftah juga dibantu oleh 14 pengasuh yang mayoritas berasal dari warga sekitar dan kondisinya membutuhkan.

Pihaknya juga menegaskan kepada para orang tua yang sejak awal telah melepaskan dan tidak menerima kehadiran anak kandungnya, di masa mendatang tidak boleh mencari anak kandungnya.

“Saya nggak ingin memberi kesempatan mereka seenaknya sendiri. Sudah membuang terus mau menemui nggak seperti itu. Kalau ada kesulitan, ayo kami bantu, tapi kalau malu hamil di luar nikah ya itu kalian lepas tanggung jawab,” jelas Miftah.

Terlebih lagi, kata Miftah bahwa Yayasan Peduli Kasih KNDJH masih belum memiliki izin terkait adopsi anak.

Sementara itu, untuk pembiayaan kebutuhan 67 anak di Yayasan Peduli Kasih KNDJH, Miftah mengaku pasti selalu ada saja dermawan yang menyisihkan rezekinya untuk membantu anak-anak di yayasannya.

“Kalau saya merasa kurang, Allah nanti marah. Alhamdulilah (kebutuhan) selama ini tercukupi semua. Allah masih memberi batas aman untuk bisa terus membantu anak-anak ini. Kalau saya ada kesusahan pasti Allah mengirimkan orang untuk membantu,” ucap Miftah.

Sebagai informasi, Yayasan Peduli Kasih KNDJH memiliki dua panti. Yakni Panti Asuhan yang berlokasi di Jalan Muharto, Kotalama, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang dan panti jompo untuk lansia terlantar yang berlokasi di kawasan Buring.

Selain itu, pihaknya juga memiliki dua tim kesehatan yang tersebar di Kota Malang dan Lampung. Lalu juga terdapat enam unit mobil ambulans gratis. Yakni empat unit di Kota Malang dan dua unit di Lampung.



Tubagus Achmad