Puisi Kilometer 0

Ilustrasi puisi (Moch Aldy MA/Omong-Omong)

*dd nana veno

-1

Udara: ruang meraungkan rindu bisuku

Aku: batu yang diasuh waktu

yang luruh dalam sengal nafasmu.

 

Udara dan aku dan waktu saling menakar

Rindu yang mungkin bukan ihwalmu lagi

rindu yang kau suling

dalam gerimis sore tadi.

 

“Cukuplah kau lelaki menakar luka rindu padaku.

Aku letih menikahi udara yang jauh

waktu menjelma jarak

yang tak tertaklukkan itu.”

Cahaya berpinak, ruah melimpah di mataku

Aku sempurna jelma almanak

yang kehilangan angka di matamu.

 

-2

Almanak: parade angka kabur yang mengubur.

Cinta: Sayatan yang degupnya sampai ke ngilu sampai ke ubun-ubun waktu.

Waktu: Jeruji rindu yang kehilangan matanya,

Aku.

*Penikmat kopi pahit dan tukang wingko

puisi dd nanapuisi indonesiapuisi indonesia onlinepuisi online