Beranda

Purbaya Minta Maaf soal Respons Tuntutan 17+8, Akui Masih Menteri Kagetan

Purbaya Minta Maaf soal Respons Tuntutan 17+8, Akui Masih Menteri Kagetan
Purbaya Yudhi Sadewa saat dilantik sebagai menteri keuangan. (foto: YouTube)

INDONESIAONLINE – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akhirnya meluruskan pernyataannya yang sempat menimbulkan kontroversi terkait tuntutan 17+8 dari masyarakat. Ia mengakui ucapannya terdengar tidak tepat sehingga dianggap meremehkan aspirasi publik.

Purbaya menjelaskan, ucapannya yang sebelumnya menyebut tuntutan hanya datang dari “sebagian kecil warga” sebenarnya keliru dalam penyampaian. “Bukan sebagian kecil. Maksud saya, saat kondisi ekonomi tertekan, justru banyak orang yang merasakan kesulitan. Kalau sampai ada aksi turun ke jalan, itu menandakan masalah dirasakan luas,” ucapnya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025).

Mantan pimpinan LPS  (Lembaga Penjamin Simpanan) tersebut juga mengaku terkejut melihat ucapannya menyebar cepat dan menuai respons keras di media sosial. Ia menyebut pengalaman ini menjadi bahan introspeksi agar lebih berhati-hati dalam berkomunikasi di kemudian hari.

“Kalau kemarin ada kata-kata yang kurang tepat, saya minta maaf atas hal itu,” ujarnya.

Menanggapi aspirasi publik yang berkembang, Purbaya menegaskan bahwa Kementerian Keuangan akan fokus mendorong pemulihan ekonomi nasional serta membuka lebih banyak peluang kerja untuk masyarakat luas.

Purbaya juga meminta publik memahami posisinya yang masih baru menjabat. Ia mengaku masih kaget dengan penunjukan sebagai menteri dan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri.

Purbaya mengakui bahwa tugas sebagai menteri keuangan sangat berbeda dengan pengalamannya saat memimpin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Jika dulu pernyataan dan langkahnya tidak begitu diawasi, kini ia merasa setiap kata maupun tindakannya mendapat sorotan ketat.

“Di sini saya masih pejabat baru, bahkan bisa dibilang menteri ‘kagetan’. Jadi, kalau bicara agak ceplas-ceplos. Kata Bu Sri Mulyani, gayanya seperti koboi,” ungkapnya saat acara serah terima jabatan bersama Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta.

Ia menambahkan, pengalaman di LPS jauh lebih tenang karena minim pengawasan publik. “Kalau di Kemenkeu beda. Salah ngomong, bisa langsung dipelintir sana-sini,” lanjutnya.

Meski begitu, Purbaya menegaskan komitmennya untuk belajar cepat dan beradaptasi dengan peran barunya. Ia menyatakan siap menerima kritik dalam beberapa bulan ke depan sembari tetap berkonsultasi dengan pendahulunya, Sri Mulyani.

“Teman-teman media, beri saya kesempatan dulu untuk bekerja dengan baik. Nanti setelah beberapa bulan, silakan kritik saya habis-habisan,” pungkasnya. (rds/hel)

Exit mobile version