INDONESIAONLINE – Gelaran akbar Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) tahun 2025 siap mencatatkan sejarah baru. Dalam rangkaian Grebeg Suro yang akan berlangsung pada 17-26 Juni 2025 mendatang, FNRP sukses menarik partisipasi rekor sebanyak 41 kontingen dari berbagai daerah di Indonesia.
Angka ini menembus jumlah peserta terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaraan ajang tahunan unggulan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo tersebut.
Antusiasme luar biasa ini diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo, Judha Slamet Sarwo Edi. Ia mengakui rekor jumlah peserta ini menjadi tantangan tersendiri bagi panitia.
“Jumlah peserta FNRP tahun ini sebanyak 41 kontingen yang akan bersaing ketat pada pergelaran event tersebut. Saya sendiri sulit membayangkan jam akhir pertunjukan dengan jumlah kontingen sebanyak itu,” ujar Judha pada agenda Technical Meeting di Padepokan Reog, Rabu (11/06/2025) lalu.
Diversifikasi Peserta hingga Luar Jawa
Yang menarik, kompetisi seni Reog Ponorogo ini tidak hanya diminati dari dalam kota atau provinsi Jawa Timur saja. Judha menyebut, peserta datang dari berbagai penjuru Nusantara, menunjukkan daya tarik FNRP yang semakin meluas.
“Selain dari Ponorogo dan Jawa Timur, ada juga peserta dari luar provinsi seperti Palembang, DKI Jakarta, bahkan ada yang dari Kabupaten Waropen Provinsi Papua,” urai Judha, menyoroti jangkauan geografis peserta yang semakin jauh.
FNRP 2025 juga hadir dengan napas segar, terutama dengan pendekatan baru yang menyasar kalangan generasi muda. Ini terlihat jelas dari desain logo yang mengusung estetika kekinian. Lebih dari sekadar simbol, partisipasi seniman muda juga diperluas tahun ini sebagai bagian dari strategi regenerasi dan pelestarian budaya adiluhung Reog Ponorogo.
“Agar terjadi transmisi kebudayaan, kami mengundang seniman muda mengambil peran lebih di FNRP tahun ini,” terang Judha. Langkah ini diharapkan dapat memastikan seni pertunjukan Reog terus hidup dan berkembang di tangan generasi penerus.
Dampak Multifungsi dan Pengakuan Nasional
FNRP bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan event yang diharapkan membawa dampak positif multidimensional. Judha berharap festival ini mampu mendorong sektor pariwisata, menggerakkan perekonomian lokal, mendukung regenerasi kebudayaan, memperkuat ekosistem event, memberdayakan seniman, serta mempererat sinergi antara pemerintah dengan para pelaku seni.
Tak heran jika FNRP menjadi salah satu event papan atas dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025, yang meliputi 110 event unggulan berkualitas di Indonesia. “FNRP memenuhi semua aspek-aspek penilaian itu,” tegas Judha, menegaskan kualitas dan potensi festival ini di kancah nasional.
Dengan segala persiapan dan antusiasme yang ada, Festival Nasional Reog Ponorogo 2025 diprediksi akan menjadi salah satu pergelaran paling meriah dan berkesan, sekaligus mengukuhkan posisi Ponorogo sebagai pusat kebudayaan Reog di Indonesia (ka/dnv).