INDONESIAONLINE – Wali Kota Malang Sutiaji melakukan kegiatan bersih-bersih bersama di Alun-Alun Kota Malang, Jumat (3/3/2023) siang. Hal tersebut dilakukan di sela kegiatan Kirab Piala Adipura yang baru didapat Kota Malang tahun 2023 ini.
Di sela kegiatan bersih-bersih itu, Wali Kota Malang menyempatkan diri untuk menjajal air minum dari fountain tap yang ada di area Alun-Alun Kota Malang.
“Jadi Perumda Air Tugu Tirta Kota Malang itu memang Perumda air minum yang sudah memproduksi air minum sungguhan. Air siap minum, jadi benar-benar air sehat, siap minum, aman dan halal. Dan itu jadi satu-satunya di Indonesia,” ujar Direktur Utama (Dirut) Perumda Tugu Tirta, M. Nor Muhlas, Jumat (3/3/2023).
Fountain tap ini merupakan salah satu media Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Tugu Tirta Kota Malang untuk menyalurkan air siap minum. Fasilitas ini memang khusus ditempatkan di ruang publik.
“Makanya itu, kami punya kepedulian juga kepada masyarakat kami menempatkan beberapa fountain tap, kita sebar di seluruh penjuru. Di beberapa public space. Dan bisa langsung digunakan oleh masyarakat langsung,” terang Muhlas.
Saat ini, setidaknya sudah ada 170 fountain tap yang telah terpasang. 170 fountain tap ini kebanyakan disebar di sekolah-sekolah, baik SD, SMP hingga SMA.
Selain itu juga dipasang di beberapa taman dan ruang terbuka hijau (RTH). Beberapa kantor pemerintahan seperti kantor kelurahan, kantor kecamatan dan kantor pelayanan masyarakat lain juga terpasang fountain tap.
Termasuk beberapa tempat ibadah seperti gereja dan masjid. Selain itu juga terpasang di Mall, beberapa universitas, Lapangan Rampal dan beberapa titik lain yang menjadi pusat aktivitas masyarakat.
“Memang ditempatkan di public space. Di ruang terbuka. Di perguruan tinggi di rumah sakit. Pokonya di tempat kerumunan masyarakat. Airnya gak pernah mati. Sebenarnya kalau air mati faktor pipa biasanya,” jelas Muhlas.
Menurutnya, masyarakat juga sudah cukup antusias dengan keberadaan fountain tap yang langsung menyalurkan air siap minum itu. Hal itu juga ia ketahui dari duta zona air minum (ZAM) Prima yang telah dibentuk.
“ZAM itu kita ambilkan dari pelajar SMA dan SMP, untuk bisa bersosialisasi ke masyarakat. Dan progress sampai hari ini, pengguna air minum di fountain tap sangat banyak. Mulai ada tingkat kesadaran masyarakat untuk aware bahwa air yang kita salurkan itu siap diminum,” terangnya.
Menurutnya, negara melalui pemerintahnya memang sudah sepatutnya untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Termasuk kebutuhan air minum.
Sedangkan untuk fountain tap sendiri, masih akan terus dievaluasi. Apakah perlu dilakukan penambahan atau tidak. Sebab masih harus memperhatikan kebutuhan masyarakat.
“Tergantung juga dari kebutuhan, tergantung dari pengajuan masyarakat. Dan memang biasanya ada permohonan,” pungkas Muhlas.